WahanaNews.co.id | Banyak perusahaan besar meninggalkan Rusia usai serangan ke Ukraina, termasuk Apple yang mengumumkan tidak akan lagi menjual gadget jagoannya termasuk iPhone.
Dalam pengumumannya, Apple berhenti menjual seluruh produknya menyusul invasi Rusia ke Ukraina. Seluruh produk Apple di toko online Rusia tidak tersedia untuk dibeli. Apple menjual produknya di sana via internet dan belum memiliki toko fisik.
Baca Juga:
Buka Peluang Baru untuk Kesehatan Preventif dengan Galaxy Watch Terbaru dan BioActive Sensor
Menurut Ben Wood selaku analis dari CCS Insight, aksi Apple ini tentu akan memberi tekanan bagi perusahaan rival seperti Samsung. Banyak pihak yang mungkin menilai Samsung seharusnya mengikuti Apple untuk tidak lagi berjualan di Rusia.
"Pernyataan dari Apple itu penting. Mereka menjadi pemimpion soal ini," kata Wood dilansir detikcom dari dari CNBC.
Anshel Sag selaku analis di Moor Insight and Strategy juga sepakat dengan menyebut tindakan Apple meninggalkan Rusia bisa memaksa produsen ponsel lain untuk mengikutinya.
Baca Juga:
Galaxy AI Semakin Diminati di Asia Tenggara dan Oseania
Selain tidak berjualan gadget, Apple juga menghapus layanan berita RT News yang dikendalikan pemerintah Rusia dari App Store sehingga tidak bisa lagi diakses kecuali di Rusia.
Langkah Apple ini dinilai tidak akan terlalu merugikan mengingat bisnisnya yang besar. "Apple adalah pemain besar di dunia teknologi dan salah satu perusahaan paling bernilai di dunia," papar Wood.
Pasar Apple terhitung besar di Rusia, dengan market share sekitar 15% menurut data Counterpoint Reearch. Tahun silam, diestimasi sebanyak 32 juta unit iPhone terjual di sana.
Walau demikian, diprediksi pengaruhnya bagi Apple tidak signifikan meskipun mereka berhenti jualan di Rusia. "Bisnis mereka begitu besarnya. Buat mereka, kehilangan pendapatan di Rusia tidak akan berdampak luar biasa bagi bisnisnya," tambah Wood. [JP]