WahanaNews.co.id | Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS), Antony Blinken, menantang Rusia untuk memberikan pernyataan tegas bahwa mereka tidak akan menginvasi Ukraina dan menindaklanjutinya dengan menarik mundur pasukan militernya dari perbatasan.
Seperti dilansir detikcom dari AFP, Jumat (18/2/2022), berbicara dalam rapat Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) membahas krisis Ukraina, Blinken menjelaskan secara detail soal bagaimana Rusia bisa membuat alasan untuk menginvasi negara tetangganya.
Baca Juga:
Trump Curhat Kangen Rusia di G8, Pertanda Mesra Lagi dengan Putin?
Jika memang menginginkan perdamaian, Blinken menyerukan Rusia untuk mengumumkannya terang-terangan ke publik.
"Pemerintah Rusia bisa mengumumkan hari ini tanpa kualifikasi dalih atau defleksi, bahwa Rusia tidak akan menginvasi Ukraina, dinyatakan secara jelas kepada dunia," cetus Blinken dalam pernyataannya pada Kamis (17/2) waktu setempat.
"Dan kemudian tunjukkan dengan pasukan Anda, tank-tank Anda, pesawat-pesawat Anda, kembali ke barak mereka," imbuhnya.
Baca Juga:
Tanpa Reformasi Militer, CEO Tesla Prediksi AS Bakal Kalah Perang di Masa Depan
Dalam rapat yang secara khusus digelar untuk membahas krisis Ukraina, Blinken mengumumkan dirinya telah mengundari Menlu Rusia, Sergei Lavrov, untuk bertemu di Eropa guna berunding pekan depan, meskipun sejumlah pejabat AS menyebut invasi Rusia bisa terjadi dalam hitungan hari.
Dengan mengutip intelijen AS, Blinken membeberkan skenario di mana Rusia bisa 'membuat' dalih untuk melakukan invasi, kemudian akan mengebom Ukraina, melancarkan serangan siber untuk mematikan institusinya, dan mengirimkan tanka juga pasukan untuk menduduki negara tetangganya itu.
"Serangan konvensional tidak semuanya direncanakan Rusia terhadap rakyat Ukraina. Kami memiliki informasi yang mengindikasikan Rusia akan menargetkan kelompok-kelompok tertentu dari warga Ukraina," cetusnya.
Lebih lanjut, Blinken mengakui bahwa banyak pihak mempertanyakan klaim intelijen AS.
"Tapi biarkan saya perjelas. Saya berada di sini hari ini bukan untuk memulai perang, tapi untuk mencegahnya. Informasi yang saya berikan di sini telah divalidasi oleh apa yang kami lihat terjadi di depan mata kami selama berbulan-bulan," tegasnya.
Dalam rapat yang sama, Wakil Menlu Rusia, Sergei Vershinin, menyalahkan situasi terkini terkait Ukraina pada pelanggaran Perjanjian Minsk tahun 2015 soal gencatan senjata yang bertujuan membawa perdamaian ke daerah Donbass yang memisahkan diri dari Ukraina.
Dia juga menyebut klaim bahwa Rusia merencanakan invasi ke Ukraina 'tidak berdasar'.
"Ukraina dengan keras kepala menolak untuk menerapkan Perjanjian Minsk," tegasnya.
Vershinin menolak tuduhan yang dilontarkan AS dan sekutunya di Eropa soal Rusia mengupayakan dalih untuk bisa membenarkan invasi ke Ukraina. Dia menyebutnya sebagai 'tuduhan tidak berdasar'.
Disebutkan juga oleh Vershinin bahwa pernyataan Blinken soal skenario invasi 'berbahaya' dan menegaskan kembali klaim bahwa sebagian pasukan Rusia telah ditarik mundur dari perbatasan usai menuntaskan latihan militer.
"Kami siap ... untuk dialog yang sangat serius, bukan dialog imitasi," tegasnya. [JP]