WahanaNews.co.id | Amerika Serikat (AS) memprediksi bahwa invasi Rusia terhadap Ukraina mungkin diawali dengan pengeboman udara yang berpotensi menewaskan warga sipil.
Prediksi ini diungkapkan AS setelah sebelumnya memperingatkan bahwa invasi Rusia atas Ukraina bisa terjadi kapan saja.
Baca Juga:
Donald Trump Mulai Umumkan Nominasi Anggota Kabinet, Ini Daftarnya
Seperti dilansir detikcom dari AFP, Sabtu (12/2/2022), Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, Jake Sullivan, menuturkan kepada wartawan di Washington DC bahwa serangan oleh lebih dari 100.000 tentara Rusia yang kini dikumpulkan di dekat perbatasan Ukraina 'bisa terjadi kapan saja sekarang'.
Sullivan juga menyatakan bahwa invasi Rusia 'bisa terjadi' sebelum Olimpiade Musim Dingin di Beijing, China, berakhir pada 20 Februari mendatang. Pernyataan itu menepis spekulasi yang menyebut Kremlin tidak akan memicu konflik saat Olimpiade Musim Dingin berlangsung karena akan merugikan China, sekutu dekatnya.
Ditegaskan Sullivan bahwa skenario serangan dalam waktu dekat menjadi 'kemungkinan yang sangat, sangat jelas'.
Baca Juga:
Prabowo Dukung Solusi Dua Negara untuk Selesaikan Konflik Palestina
Secara terpisah, dinas intelijen militer Norwegia memperingatkan bahwa Rusia secara operasional sudah siap melancarkan operasi militer secara luas terhadap Ukraina dan bahwa invasi Rusia hanya tinggal menunggu perintah Presiden Vladimir Putin.
Dalam pernyataannya, Sullivan menekankan belum diketahui apakah Putin telah mengambil keputusan karena 'kita tidak bisa memprediksi penentuan yang tepat'. Namun Sullivan menyatakan bahwa AS bersiap menghadapi situasi terburuk, termasuk adanya 'serangan cepat' ke ibu kota Kiev di Ukraina.
"Jika serangan Rusia terhadap Ukraina berlanjut, kemungkinan akan dimulai dengan pengeboman udara dan serangan rudal yang jelas bisa menewaskan warga sipil," cetus Sullivan. [JP]