WahanaNews.co.id | Angkatan Bersenjata Inggris mengerahkan 200 personel militer ke rumah sakit (RS) di seluruh London untuk mengatasi kekurangan tenaga kesehatan.
Seperti diberitakan BBC, melansir detikcom, Sabtu (8/1/2022), Kementerian Pertahanan akan menyediakan 40 petugas medis pertahanan dan 160 personel tugas umum selama tiga minggu ke depan.
Baca Juga:
Kenali Perbedaan Varian Covid EG.5, Delta dan Omicron
Rumah sakit di London telah sangat terpukul oleh ketidakhadiran staf akibat terinfeksi virus Corona, dengan ribuan orang sakit atau dikarantina ketika varian Omicron melonjak di ibu kota Inggris itu.
Menurut data dari Layanan Kesehatan Nasional (NHS) Inggris, sekitar 10.000 staf NHS di London saat ini tidak bekerja karena terinfeksi virus Corona. Di seluruh Inggris, lebih dari 82.000 petugas kesehatan tidak bekerja karena Covid-19 pada 2 Januari.
Tekanan pada rumah sakit di London telah meningkat selama sebulan terakhir, dengan 4.000 pasien saat ini dirawat di rumah sakit karena
Baca Juga:
Muncul Varian Covid-19 di Denmark dan Inggris, Masyarakat Diminta Waspada
Covid-19 dibandingkan dengan 1.100 pasien pada awal Desember 2021 lalu.
Direktur Royal College of Nursing untuk Inggris, Patricia Marquis, mengatakan pengerahan personel militer itu menunjukkan pemerintah tidak dapat menyangkal ada "krisis kepegawaian" di NHS.
"Perdana menteri dan lainnya tidak bisa lagi mengabaikan pertanyaan tentang kemampuan staf NHS untuk memberikan perawatan yang aman," katanya.
Di seluruh Inggris, sekitar 1.800 personel Angkatan Bersenjata mendukung respons NHS terhadap pandemi.
Jumlah total kasus infeksi Covid-19 yang terkonfirmasi di seluruh dunia telah menembus 300 juta pada hari Jumat (7/1), dengan penyebaran cepat varian Omicron membuat rekor jumlah kasus baru di puluhan negara selama seminggu terakhir.
Seperti diberitakan kantor berita AFP, Sabtu (8/1/2022), dalam tujuh hari terakhir, 34 negara telah mencatat jumlah kasus mingguan tertinggi sejak awal pandemi, termasuk 18 negara di Eropa dan tujuh negara di Afrika, menurut penghitungan AFP berdasarkan angka resmi.
Meskipun jauh lebih menular daripada varian virus Corona sebelumnya, Omicron tampaknya menyebabkan penyakit yang lebih ringan daripada pendahulunya.
Bahkan ketika varian Omicron menyebabkan dunia mencatat 13,5 juta kasus infeksi dalam minggu lalu saja - 64 persen lebih tinggi dari tujuh hari sebelumnya - rata-rata kematian global turun tiga persen.
Otoritas kesehatan masyarakat Prancis mengatakan bahwa risiko rawat inap sekitar 70 persen lebih rendah untuk Omicron, mengutip data dari AS, Inggris, Kanada, dan Israel. [JP]