WahanaNews.co.id | Meski sudah banyak aplikasi messaging mendukung enkripsi end-to-end namun rupanya Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (AS) dapat mengintip semua chat pengguna termasuk iMessage, Whatsapp, Signal, Telegram, Viber, dan WeChat
Enkripsi end-to-end sendiri adalah sistem komunikasi di mana hanya pengguna yang sedang berkomunikasi yang dapat membaca pesan tersebut
Baca Juga:
Teror di Tengah Kampanye: Sniper Tembak Donald Trump, Dinas Rahasia AS Tangani Insiden
Menurut laporan dari Rolling Stone, seperti dilansir detikcom, dokumen yang bocor dari FBI mengungkapkan bahwa badan intelijen dapat meminta data pribadi lebih dari sembilan layanan pesan terenkripsi.
Meskipun pesan tersebut tetap terenkripsi end-to-end, FBI dapat mengumpulkan metadata waktu secara real-time terkait pesan pengguna melalui WhatsApp dan aplikasi obrolan lainnya.
Metadata yang dikumpulkan ini termasuk nomor telepon pengguna, alamat IP, lokasi, stempel waktu pesan, dan siapa yang telah dihubungi pengguna dari waktu ke waktu.
Baca Juga:
Kasus Jendela Boeing 737 Max 9 Lepas, Ada Dugaan Korban Kejahatan
Informasi ini dapat digunakan untuk menyatukan gerakan dan kontak pengguna secara akurat, tanpa merusak enkripsi end-to-end yang dijanjikan WhatsApp kepada pengguna.
Meskipun tampaknya tidak terlalu berbahaya, namun hal ini dapat menimbulkan konsekuensi bagi pelapor atau mereka yang membutuhkan kerahasiaan agar tetap aman.
Sementara itu, lembaga pemerintah AS dapat memperoleh iMessages dari iCloud dengan surat perintah penggeledahan sesuai dengan pedoman penegakan hukum Apple.
Seorang juru bicara WhatsApp mengatakan kepada Independent bahwa isi semua obrolannya tetap aman dan terenkripsi sepenuhnya.
"Semua pesan yang Anda kirim ke keluarga dan teman di WhatsApp dienkripsi. Kami tahu bahwa orang ingin layanan perpesanan mereka dapat diandalkan dan aman - dan itu mengharuskan WhatsApp memiliki data yang terbatas," kata WhatsApp.
"Kami dengan hati-hati meninjau, memvalidasi, dan menanggapi permintaan penegakan hukum berdasarkan hukum yang berlaku, dan jelas tentang ini di situs web kami dan dalam laporan transparansi reguler," sambungnya.
"Pekerjaan ini telah membantu kami memimpin industri dalam menyampaikan komunikasi pribadi sambil menjaga orang tetap aman, dan telah membantu penangkapan dalam kasus kriminal, termasuk dalam kasus eksploitasi seksual anak," tutup WhatsApp.
Laporan dari ProPublica pada awal tahun ini terungkap jika WhatsApp memiliki lebih dari 1.000 pekerja kontrak yang bertugas untuk meninjau laporan pengguna tentang konten eksplisit atau berbahaya setiap harinya. (JP)