WahanaNews.co.id | Pemerintah Irak menggali kuburan massal di era pemimpin diktator Saddam Hussein. Pemakaman korban mematikan pada 1990-an.
Seperti dilansir detikcom dari AFP, Senin (16/5/2022), kuburan massal ditemukan pada April lalu di dekat kota Najaf. Waktu itu, ada proyek pembangunan kompleks permukiman baru.
Baca Juga:
Kelompok Proksi Iran Serang Israel, Bom Target Penting
Kuburan massal itu diyakini berasal dari 1990-an, ketika Saddam menggelar operasi mematikan terhadap anggota mayoritas Muslim Syiah di wilayah Irak bagian selatan. Dan, dilaporkan menewaskan nyaris 100.000 orang.
"Mungkin ada 100 korban di kuburan ini. Diperkirakan, jumlahnya bisa lebih banyak karena luasnya area tersebut," kata Abdul Ilah al-Naeli, pemimpin yayasan pemerintah yang ditugaskan mencari kuburan massal dan mengidentifikasi mayat di dalamnya.
Naeli menyebut kuburan massal itu sebagai lokasi kejahatan. Naeli juga menyebut kuburan massal itu berasal dari pemberontakan populer (Syiah) tahun 1991 yang menentang pemerintahan Saddam.
Baca Juga:
Rudal Balistik Houthi Gempur Tel Aviv, Bantu Hizbullah Perangi Israel
Menurut otoritas Irak, rezim Saddam melakukan penghilangan paksa terhadap lebih dari 1 juta orang, termasuk minoritas Kurdi -- pada 1980-an dan 1990-an. Banyak dari keluarga korban yang masih berusaha memastikan apa yang terjadi pada orang tercinta mereka yang hilang.
Irak memberikan penghormatan kepada orang-orang yang hilang pada 16 Mei ini, yang dikenal sebagai Hari Nasional untuk Kuburan Massal.
Koresponden AFP melihat langsung keberadaan tengkorak dan tulang kerangka manusia di dekat lokasi proyek pembangunan dekat pondasi dibuat.
Saddam digulingkan dalam invasi yang dipimpin Amerika Serikat (AS) tahun 2003. Kemudian, dia dieksekusi mati pada Desember 2006 setelah dinyatakan bersalah oleh pengadilan Irak atas dakwaan kejahatan kemanusiaan. [JP]