WahanaNews.co.id | Perusahaan pembayaran online PayPal Holdings Inc, telah menutup layanannya di Rusia pada Sabtu (5/3/2022) pagi waktu setempat. Keputusan tersebut merupakan bentuk dukungan Paypal ke Ukraina, akibat invasi Rusia ke Ukraina.
Melansir detikcom, dalam sebuah surat yang ditujukan kepada pemerintah Ukraina, CEO PayPal Dan Schulman mengatakan perusahaan itu menangguhkan layananya di Rusia.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
"Dalam situasi saat ini, kami menangguhkan layanan PayPal di Rusia," kata Dan Schulman dalam sebuah surat yang ditujukan kepada pemerintah Ukraina, Minggu (6/3/2022).
Surat tersebut diposting di akun Twitter pribadi milik menteri transformasi digital Ukraina, Mykhailo Fedorov.
"Kami menerima surat dari @Dan_Schulman, CEO PayPal. Jadi, sekarang sudah resmi: PayPal menutup layanannya di Rusia dengan alasan agresi Ukraina. Terima kasih @PayPal untuk dukungan Anda! Semoga segera Anda akan membukanya untuk," begitu tulis Fedorov dalam tweet-nya Sabtu (5/3/2022).
Baca Juga:
3 Negara Ini Melarang Warganya Tersenyum kepada Orang Lain, Kok Bisa?
Seorang juru bicara PayPal juga telah mengkonfirmasi bahwa perusahaan itu sudah ditutup di Rusia.
"Perusahaan akan terus bekerja memproses penarikan pelanggan untuk jangka waktu tertentu, dengan memastikan bahwa saldo akun yang tersebar, sesuai dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku," kata juru bicara PayPal dikutip dari CNBC.
Diketahui, alat untuk memproses pembayaran layanan domestik PayPal telah dihentikan di Rusia pada tahun 2020. Tindakan PayPal ini berkaitan dengan sisa bisnisnya di Rusia, termasuk fungsi kirim dan terima dan kemampuan untuk melakukan transfer internasional melalui platform pengiriman uang Xoom PayPal.
Sanksi-sanksi yang telah diluncurkan beberapa perusahaan ke Rusia, membuat jaringan pesan antar bank global Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication (SWIFT), telah menendang keluar beberapa bank Rusia dari jaringanya. Sementara Visa dan Mastercard minggu ini, juga mengatakan mereka akan memblokir lembaga keuangan Rusia dari jaringan mereka.
"Sekarang pada dasarnya tidak mungkin mengirim uang ke individu mana pun di Rusia," kata Charles Delingpole, CEO ComplyAdvantage, perusahaan rintisan fintech yang membantu perusahaan mematuhi peraturan.
Penangguhan layanan PayPal di Rusia, telah menambah jumlah perusahaan yang memberikan tanggapan berupa sanksi, atas invasi Rusia ke Ukraina.
Sebelumnya, perusahaan raksasa teknologi Apple, perusahaan energi British Petroleum (BP), hingga perusahaan pakaian ternama seperti H&M; juga telah memutuskan untuk berhenti dan menghentikan penjualan mereka di Rusia. [JP]