WahanaNews.co.id | Di saat negara lain mulai melonggarkan aturan pembatasan Covid-19, China malah melakukan lockdown besar-besaran menyusul penambahan kasus yang signifikan dalam beberapa waktu terakhir.
Diberitakan Strait Times, China melakukan lockdown pada 30 juta orang di berbagai wilayah negara itu. Ini adalah lonjakan Covid-19 terbesar di China sejak dimulainya pandemi lebih dari dua tahun lalu.
Baca Juga:
Muncul Varian Covid-19 di Denmark dan Inggris, Masyarakat Diminta Waspada
"Analisis dan penilaian ahli menunjukkan bahwa kebijakan 'nol dinamis' kami saat ini dan serangkaian tindakan pencegahan dan pengendalian telah efektif dalam menanggapi wabah varian Omicron," kata Lei Zhenglong, wakil direktur Komisi Kesehatan Nasional (NHC) Biro Pengendalian Penyakit.
Lonjakan saat ini sebagian besar disebabkan oleh varian Omicron yang sangat menular tetapi tidak menyebabkan gejala parah seperti yang sebelumnya.
Sebelumnya pada Selasa (15/3/2022), otoritas kesehatan melaporkan 5.370 infeksi baru dari hari sebelumnya dengan 1.768 di antaranya tidak menunjukkan gejala.
Baca Juga:
WHO: Ledakan Covid-19 di China Bisa Picu Kembali Darurat Global
Lonjakan baru-baru ini telah memicu pengujian massal dan setidaknya satu kota besar, Shanghai, mengalihkan penerbangan internasional. Sementara itu perusahaan memerintahkan karyawan untuk bekerja dari rumah.
Meski kasus di China cenderung lebih rendah dari negara lain, pejabat kesehatan bersikeras bahwa tidak perlu ada perubahan dalam kebijakan mereka terhadap situasi tersebut meskipun varian Omicron bertanggung jawab atas lonjakan saat ini.
"Sama seperti karakteristik varian Omicron yang lebih menular dan lebih tersembunyi, kami membutuhkan langkah-langkah respons kami untuk lebih tepat waktu, lebih cepat, lebih ketat, dan lebih efektif," kata Lei. [JP]