WahanaNews.co.id | Pemerintah Arab Saudi dilaporkan telah mendesak Presiden Yaman Abedrabbo Mansour Hadi untuk mengundurkan diri pada awal bulan ini.
Hadi yang tinggal dalam pengasingan di Riyadh ini juga disebut 'dikurung' di kediamannya dan dibatasi komunikasinya oleh otoritas Saudi.
Baca Juga:
Timnas Indonesia Hadapi Arab Saudi di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Putaran Ketiga
Seperti dilansir detikcom dari AFP, Senin (18/4/2022), Hadi mengumumkan pengunduran dirinya pada 7 April lalu, kemudian menyerahkan kekuasaannya kepada dewan kepemimpinan baru saat Yaman memasuki masa gencatan senjata yang rapuh, yang membawa jeda sementara dalam konflik selama bertahun-tahun.
Laporan media terkemuka Amerika Serikat (AS), Wall Street Journal (WSJ), pada Minggu (17/4) waktu setempat, menyebut Putra Mahkota Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) memberikan dekrit tertulis kepada Hadi untuk mendelegasikan kekuasaannya kepada dewan kepemimpinan baru itu.
Dewan kepemimpinan Yaman itu terdiri atas delapan perwakilan dari kelompok-kelompok yang berbeda di Yaman. Laporan WSJ itu mengutip sejumlah pejabat Saudi dan Yaman yang enggan disebut namanya.
Baca Juga:
Kanwil Kemenag Kaltara Alokasikan 221.000 Jatah Haji untuk Tahun 2025
Menurut para pejabat yang dikutip WSJ, sejumlah pejabat Saudi mengancam akan mempublikasikan apa yang mereka sebut sebagai bukti korupsi Hadi demi meyakinkan dia agar mau mengundurkan diri.
Sejak meninggalkan jabatannya sebagai Presiden Yaman, menurut salah satu pejabat Saudi, Hadi dikurung di rumahnya di Riyadh dan tidak mendapat akses terhadap telepon.
Namun seorang pejabat Saudi lainnya menyebut Hadi didorong untuk mengundurkan diri karena berbagai faksi di Yaman telah kehilangan kepercayaan pada kemampuannya memimpin negara yang dilanda konflik bertahun-tahun itu. [JP]