WahanaNews.co.id | Sri Lanka bakal mengalami gagal bayar utang luar negerinya di tengah krisis ekonomi terburuk selama lebih dari 70 tahun.
Para pejabat mengatakan, dampak pandemi dan perang di Ukraina membuatnya mustahil untuk membayar utang ke kreditur.
Baca Juga:
Presiden Jokowi dan Presiden Wickremesinghe Bahas Peningkatan Kerja Sama Indonesia-Sri Lanka
Melansir detikcom, Rabu (13/4/2022), negara ini tengah dilanda protes massal karena kekurangan pangan, lonjakan harga, hingga pemadaman listrik.
Sri Lanka akan memulai pembicaraan dengan International Monetary Fund (IMF) minggu depan terkait program pinjaman untuk mengembalikan ekonomi ke jalurnya.
Kementerian Keuangan Sri Lanka mengatakan pihaknya memiliki catatan tanpa cacat dalam pembayaran sejak merdeka dari Inggris pada 1948.
Baca Juga:
Bakamla RI Terima Kunjungan Kehormatan DSCSC Sri Lanka
"Namun, peristiwa baru-baru ini telah mengikis posisi fiskal Sri Lanka yang melanjutkan pembayaran normal kewajiban utang publik eksternal menjadi tidak mungkin," katanya.
Dalam catatan kementerian, IMF telah menilai utang Sri Lanka tidak berkelanjutan bulan lalu.
"Meskipun pemerintah telah mengambil langkah-langkah luar biasa dalam upaya untuk tetap mengetahui semua utang luar negerinya, sekarang jelas bahwa ini bukan lagi kebijakan yang dapat dipertahankan," katanya.
"Restrukturisasi komprehensif dari kewajiban ini akan diperlukan," tambahnya. [JP]