WahanaNews.co.id | Organisasi Kesehatan Dunia optimistis pandemi Covid-19 bisa berakhir di 2022. Hanya saja untuk mencapainya, ada satu hal penting yang harus dilakukan dunia.
Dengan banyaknya negara memulai program vaksinasi booster Covid-19 atau dosis tambahan vaksin Corona, badan PBB ini memperingatkan bahwa hal ini bukan cara yang tepat mengakhiri pandemi.
Baca Juga:
Korupsi APD Covid Negara Rugi Rp24 Miliar, Eks Kadinkes Sumut Divonis 10 Tahun Bui
"Program booster cenderung memperpanjang pandemi Covid-19, daripada mengakhirinya, dengan mengalihkan pasokan ke negara-negara yang sudah memiliki cakupan vaksinasi tingkat tinggi, memberi virus lebih banyak kesempatan untuk menyebar dan bermutasi," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus kepada wartawan dikutip dari France24, Sabtu (8/1/2022).
Tedros menegaskan kembali bahwa hanya kesetaraan vaksin yang dapat mengakhiri pandemi saat ini dan bahwa semua negara perlu bersatu untuk memvaksinasi 70 persen orang di setiap negara pada Juli 2022.
"Alpha, Beta, Delta, Gamma, dan Omicron mencerminkan bahwa sebagian karena tingkat vaksinasi yang rendah, kami telah menciptakan kondisi yang sempurna untuk munculnya varian virus," beber Tedros dikutip dari laman resmi WHO.
Baca Juga:
Kasus Korupsi APD Covid-19: Mantan Kadinkes Sumut Dituntut 20 Tahun Penjara
Kepala WHO ini telah mendesak para pemimpin dunia untuk bersama-sama mengakhiri ketidaksetaraan vaksin karena banyak negara belum memvaksinasi populasi yang cukup karena kekurangan suntikan, sementara yang lain meluncurkan dosis booster setelah lonjakan Omicron.
Tedros juga dengan tegas mengatakan bahwa booster saja tidak akan mengakhiri pandemi Covid.
Kelompok Ahli Penasihat Strategis WHO (SAGE) tentang Imunisasi mengatakan bahwa setidaknya 126 negara di seluruh dunia telah mengeluarkan rekomendasi tentang booster atau dosis vaksin tambahan, dan 120 di antaranya telah mulai menerapkan program tersebut.