WahanaNews.co.id | Amerika Serikat mengumumkan komitmen untuk menghentikan uji coba rudal anti-satelit yang menghasilkan puing-puing berbahaya di luar angkasa.
Sebuah tindakan yang digambarkan sebagai "langkah penting" oleh kepala NASA.
Baca Juga:
Donald Trump Mulai Umumkan Nominasi Anggota Kabinet, Ini Daftarnya
Dilansir detikcom dari kantor berita AFP, Rabu (20/4/2022), Amerika Serikat, negara pertama di dunia yang membuat janji semacam itu, mendorong negara-negara lain untuk mengikuti jejaknya, dengan tujuan membangun "norma internasional baru untuk perilaku bertanggung jawab di luar angkasa," kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan.
"Ini sangat penting karena semakin banyak negara dan entitas non-pemerintah yang bergantung pada layanan antariksa dan aset antariksa yang rentan terhadap puing-puing," imbuh Gedung Putih.
Pengumuman itu muncul lima bulan setelah Rusia menghancurkan salah satu satelitnya sendiri dalam uji coba rudal, yang menciptakan awan puing dan memaksa tujuh awak di Stasiun Luar Angkasa Internasional untuk sementara berlindung di pesawat mereka.
Baca Juga:
Prabowo Dukung Solusi Dua Negara untuk Selesaikan Konflik Palestina
Washington mengecam insiden itu sebagai "berbahaya dan tidak bertanggung jawab."
Rusia dan Amerika Serikat termasuk di antara segelintir negara yang memiliki senjata anti-satelit berteknologi tinggi yang dikenal sebagai ASAT. Rudal tersebut juga telah digunakan oleh China dan India.
"Tidak ada keraguan bahwa penerbangan antariksa manusia dan masa depan lingkungan luar angkasa tidak sesuai dengan uji coba rudal ASAT yang merusak," kata kepala NASA Bill Nelson dalam sebuah pernyataan.
Dia menyebut langkah AS itu sebagai "langkah maju yang penting untuk mendorong lingkungan luar angkasa yang aman dan berkelanjutan," dan meminta negara-negara lain untuk mengikutinya.
Puing-puing yang dihasilkan oleh uji coba anti-satelit berpotensi bertabrakan dengan ribuan satelit di orbit yang merupakan kunci berbagai sistem, termasuk komunikasi dan navigasi.
Oleh karena itu, kemampuan untuk menghancurkan satelit-satelit negara lain terbukti dapat menjadi aset militer yang strategis, dan uji coba semacam itu memicu ketakutan akan persenjataan ruang angkasa. [JP]