WahanaNews.co.id | Uni Eropa butuh €210 miliar (US$ 221 miliar) atau sekitar Rp 3.248,7 triliun (asumsi kurs Rp 14.700) untuk melepas ketergantungan energi dari Rusia.
Dalam persentasi 'REPowerEU', Komisi Eropa mengatakan akan berusaha memangkas konsumsi gas sebesar 66% pada akhir tahun ini dan memutus ketergantungan sepenuhnya sebelum 2027.
Baca Juga:
Regional 4 SHU Pertamina Terapkan 3 Strategi Unggulan dalam Operasional Migas di Indonesia Timur
Langkah itu ditempuh dengan menghemat energi, menemukan sumber alternatif dan mempercepat transisi ke energi terbarukan.
"Kami membawa ambisi kami ke tingkat lain untuk memastikan bahwa kami menjadi independen dari bahan bakar fosil Rusia secepat mungkin," kata Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen seperti dilansir detikcom, Kamis (19/5/2022).
Sejak Rusia menginvasi Ukraina pada akhir Februari, Uni Eropa berusaha mengurangi ketergantungan energi dari Rusia yang besar. Itu dilakukan dengan melarang batu bara Rusia mulai Agustus dan bulan lalu telah memotong impor gas alam menjadi 26% dari 40% tahun lalu.
Baca Juga:
Kementerian ESDM Tingkatkan Kebijakan Sejak 2021 untuk Tarik Minat Investor Migas Indonesia
Langkah baru ini bertujuan mempercepat impor gas alam cair dari Amerika Serikat (AS) dan Kanada. Kemudian, meningkatkan aliran gas pipa dari Eropa.
Komisi Eropa juga telah menyiapkan platform yang memungkinkan negara-negara untuk bersama-sama membeli energi, dengan tujuan membantu menurunkan harga yang meroket.
"Ketika Eropa bertindak bersama, ia memiliki lebih banyak pengaruh," kata von der Leyen.
"Dengan cara ini kami dapat mengamankan impor energi yang kami butuhkan tanpa persaingan di antara negara-negara anggota kami," sambungnya.
Rencana tersebut juga menekankan strategi hemat energi sebagai cara tercepat dan termurah untuk mengatasi krisis. Eropa akan mendorong warga dan bisnis untuk mengurangi penggunaan energi mereka seperti dengan mematikan lampu dan menggunakan lebih sedikit AC. Mereka percaya langkah-langkah ini dapat mengurangi permintaan minyak dan gas sebesar 5% dalam jangka pendek.
Dalam jangka panjang, Uni Eropa akan menaikkan targetnya agar setidaknya 40% energinya berasal dari sumber terbarukan menjadi 45%. Uni Eropa juga berencana untuk secara dramatis mengurangi jumlah waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan izin untuk proyek energi terbarukan baru.
Von der Leyen mengatakan bahwa paket tersebut akan mempercepat transisi ke energi terbarukan, dan termasuk rencana untuk menggandakan kapasitas untuk tenaga surya pada tahun 2025. Energi surya tambahan yang dihasilkan dapat menggantikan konsumsi 9 miliar meter kubik gas alam setiap tahun pada 2027.
Komisi juga telah menetapkan target untuk memproduksi 10 juta metrik ton hidrogen terbarukan, dan mengimpor 10 juta metrik ton lagi pada tahun 2030 untuk membantu dekarbonisasi beberapa industri.
Sebagian besar dari €210 miliar ($221 miliar) dalam investasi baru yang direncanakan antara sekarang dan 2027 akan dibiayai dengan menggunakan dana pemulihan virus corona Uni Eropa. [JP]