WahanaNews.co.id | Harga minyak dunia kembali turun pada Selasa. Berbagai faktor mendorong penurunan harga minyak antara lain pembicaraan antara Rusia dan Ukraina, potensi perlambatan permintaan China, hingga pelonggaran perdagangan menjelang kenaikan suku bunga acuan The Federal Reserve.
Melansir detikcom, Selasa (16/3/2022), WTI berada di US$ 96,44 per barel atau turun 6,38%. WTI sempat menyentuh level US$ 93,53 selama sesi perdagangan.
Baca Juga:
Harga Minyak Dunia di Tengah Sengitnya Perang Israel-Hamas
Sementara, Brent bertengger di level US$ 99,91 per barel atau turun 6,54%. Brent sempat menyentuh harga US$ 97,44 per barel. WTI dan Brent masing-masing turun 5,78% dan 5,12% pada hari Senin.
Senior market analyst, Jeffrey Halley mengatakan, sejumlah faktor membuat harga minyak tertekan.
"Kekhawatiran pertumbuhan dari gelombang stagflasi Ukraina-Rusia dan kenaikan FOMC minggu ini, dan harapan bahwa kemajuan akan dicapai dalam negosiasi Ukraina-Rusia," katanya.
Baca Juga:
Goldman Sachs Prediksi Minyak Melonjak ke US$105 per Barel Tahun 2023
Harga minyak mentah melonjak di atas US$ 100 per barel untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun saat Rusia menginvasi Ukraina. Harga tersebut terus naik saat konflik meningkat.
WTI mencapai harga tertinggi US$ 130,50 per barel awal pekan lalu. Sementara Brent diperdagangkan paling tinggi di level US$ 139,26 per barel.
Harga melonjak karena kekhawatiran ekspor energi Rusia akan terganggu. Sejauh ini AS dan Kanada telah melarang impor energi Rusia. Inggris mengatakan akan menghentikan impor dari negara tersebut.
Tetapi, negara-negara lain di Eropa, yang bergantung pada minyak dan gas Rusia belum melakukan langkah serupa.
"Ini benar-benar pasar yang diperdagangkan sepenuhnya karena ketakutan," Rebecca Babin, senior energy trader di CIBC Private Wealth AS. [JP]