WahanaNews.co.id | Rekombinan varian Omicron BA.1 dan BA.2, varian XE, kini menjadi perbincangan hangat di dunia.
isebut-sebut menular lebih cepat dibanding BA.2 alias 'Omicron siluman', sejumlah pakar menyebut varian ini tak berpotensi memicu gelombang baru Covid-19.
Baca Juga:
Korupsi APD Covid Negara Rugi Rp24 Miliar, Eks Kadinkes Sumut Divonis 10 Tahun Bui
"Meskipun varian (XE) telah ditemukan di Inggris sejak Januari 2022, lebih sedikit kasus keparahan di seluruh dunia, ini kabar yang menggembirakan," ujar dr Charu Dutta Arora Asian Institute of Medical Sciences, dikutip detikcom dari Hindustan Times, Senin (11/4/2022).
"Ini berarti kekhawatirannya rendah dan maka itu, orang yang terinfeksi varian Omicron sebelumnya masih memiliki cukup antibodi yang beredar sebagai pelindung mereka. Mekanisme pertahanan," imbuhnya.
Ia mengatakan kasus pertama infeksi varian XE di India memang belum lama ini terdeteksi di Mumbai. Akan tetapi, hingga kini India belum mencatat peningkatan tren kasus Covid-19.
Baca Juga:
Kasus Korupsi APD Covid-19: Mantan Kadinkes Sumut Dituntut 20 Tahun Penjara
"Di India, kasus pertama varian XE ditemukan di Mumbai. Namun tingkat positifnya belum menunjukkan tren yang meningkat," beber dr Arora.
"Jadi, kemungkinan terjadinya gelombang karena varian ini patut dipertanyakan. Namun, vaksinasi masih menjadi pertahanan terbaik. Seseorang harus divaksinasi dosis kedua ditambah kehati-hatian mereka," pungkasnya.
Mengingat, varian XE pertama kali dideteksi di Inggris pada 19 Januari 2022. Susan Hopkins dari Badan Keamanan Kesehatan Inggris menyebut hingga kini tingkat keparahan dan kemampuan varian XE kabur dari proteksi vaksin Covid-19 belum diketahui secara pasti.