WahanaNews.co.id | Meskipun perang Rusia di Ukraina menghadirkan krisis geopolitik akut di Eropa dan Asia, kebijakan agresif China di Indo-Pasifik dipandang sebagai tantangan yang lebih besar dan lambat bagi tatanan global.
"Jepang sangat prihatin dengan situasi di Ukraina, tetapi pada akhirnya ancaman datang dari China dan PM Jepang Kishida berharap dapat memanfaatkan kunjungan pemimpin Jerman ini untuk memperkuat posisi Jepang tentang perlunya semua negara mengikuti aturan hukum dan kebebasan, serta membuka wilayah Indo-Pasifik," kata Mieko Nakabayashi, mantan politisi oposisi Partai Demokrat Jepang kepada DW.
Baca Juga:
Fajar/Rian Juara Kumamoto Masters 2024
Jepang juga menghargai keputusan Berlin untuk mengirim kapal perang fregat Jerman Bayern pada Mei tahun lalu, Nakabayashi menambahkan.
Kapal perang Jerman pertama yang mengunjungi Jepang dalam 20 tahun, Bayern, berpartisipasi dalam serangkaian latihan militer dengan Jepang. Menteri Pertahanan Nobuo Kishi menyatakan pada saat itu bahwa pengerahan tersebut merupakan latihan gabungan penting dari ikatan keamanan yang mengikat kedua bangsa.
Pemerintah Jerman pertama kali menerbitkan pedoman untuk kebijakan Indo-Pasifik pada tahun 2019 di bawah mantan Kanselir Angela Merkel. Sejak itu, Jerman semakin menunjukkan kehadirannya di kawasan ini.
Baca Juga:
Takumi Minamino Senang Namanya Sejajar dengan Legenda Jepang Shunsuke Nakamura
"Jepang sangat menginginkan solidaritas dan dukungan Jerman di kawasan Indo-Pasifik, dan setelah Jerman mengirim kapal perang ke Jepang tahun lalu, saya kira sangat mungkin Kishida akan meminta dukungan Berlin lagi," kata Patrick Hein, dosen ilmu politik di Tokyo University of Foreign Studies. [JP]