WahanaNews.co.id | Pada pertengahan Desember lalu, para peneliti asal Kanada telah rampung menyelesaikan uji klinis vaksin Covid-19 berbasis tanaman. Vaksin 'vegan' Noviefenz ini diklaim 71 efektif mencegah virus Corona dan 100 persen efektif mencegah penyakit parah atau kematian.
Kemudian pada Kamis (24/2/2022), pemerintah Kanada menyetujui penggunaan vaksin Covifenz untuk program vaksinasi Covid-19. Vaksin nabati ini dikembangkan oleh Medicago Inc, sebuah perusahaan biofarmasi yang dimiliki Mitsubishi Chemical dan Philip Morris di Quebec City.
Baca Juga:
Isu Bupati Dairi Terpapar Covid, Direktur RSUD Sidikalang: Dua Kali Swab Hasil Negatif
Dikutip detikcom dari Times of India, Senin (28/2/2022), Covifenz sudah diperbolehkan digunakan oleh masyarakat berusia 18 hingga 64 tahun.
Cara Kerja Vaksin COVID-19 Tanaman Covifenz
Tidak seperti vaksin mRNA, vaksin dengan vektor virus, atau virus inaktif, vaksin berasal dari tanaman ini menggunakan teknologi yang benar-benar berbeda.
Baca Juga:
Akan Gelar Open House, Bupati Dairi Diisukan Terpapar Covid, Ini Kata Direktur RSUD Sidikalang
"Covifenz terbuat dari partikel seperti virus berbasis tanaman (VLP) dari spike protein SARS-CoV-2 (strain asli). Vaksin ini menggunakan adjuvant AS03 Glaxo yang mengandung DL-alpha-tocopherol,squalene, polysorbate 80, phosphate, buffered saline. Kemudian bahan lain kalium fosfat monobasa anhidrat, natrium klorida anhidrat, natrium fosfat dibasa anhidrat, dan air untuk injeksi," tulis situs resmi Covifenz.
Sederhananya, vaksin ini menggunakan protein berbasis tanaman untuk memproduksi partikel yang mirip dengan target patogen virus.
Dosis Vaksin Covid-19 Covifenz
Berdasarkan keterangan Health Canda, Covifenz terbagi menjadi dua dosis. Setiap dosis mengandung 3,75 mikrogram spike protein (S) SARS-CoV-2 dan 0,25 milliliter adjuvant AS03.
Selain itu, vaksinasi harus diberikan dengan interval waktu 21 hari.
Efek Samping Vaksin Covid Covifenz
Jika memilih menggunakan vaksin Covifenz, ada kemungkinan beberapa efek yang dirasakan, seperti:
- Kulit kemerahan
- Nyeri
- Bengkak di tempat suntikan
- Menggigil
- Lelah
- Nyeri sendi
- Sakit kepala
- Demam ringan
- Nyeri otot
- Hidung tersumbat
- Nyeri tenggorokan
- Batuk
- Mual
- Diare
Menurut hasil penelitian, efek samping akan bertahan kurang lebih beberapa jam hingga beberapa hari. Sedangkan reaksi alergi parah atau anafilaksis jarang terjadi setelah vaksin. [JP]