WahanaNews.co.id | Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid mengatakan, adanya permintaan ajudan pribadi dari prajurit TNI yang dilakukan Hillary Brigitta Lasut tanpa sepengetahuan Komisi I.
Meutya menyebut tidak ada koordinasi sebelumnya yang dilakukan Brigitta terkait permintaan ajudan kepada Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad), Jenderal Dudung Abdurachman.
Baca Juga:
Nomenklatur Kementerian Kabinet Prabowo Diumumkan Paling Lambat 14 Oktober 2024
"(Komisi I, red) tidak tahu menahu dan tidak ada kordinasi dengan kami," kata Meutya kepada wartawan, Jumat (3/12/2021).
Terkait permintaan ajudan oleh Brigitta, Meutya mengatakan bahwa tugas kedewanan kadang memerlukan pengamanan tambahan dalam isu-isu tertentu.
Sementara itu, Kasad Jenderal Dudung Abdurachman menyatakan tidak akan memenuhi permintaan Anggota Komisi DPR Hilary Brigitta Lasut yang meminta ajudan kepada TNI AD.
Baca Juga:
Sah! Sekjend Pemuda Pancasila Resmi Dilantik Jadi Anggota DPR Periode 2024-2029
"Tidak akan saya penuhi," tegas Dudung melalui pesan singkat kepada media, Jumat (3/12/2021).
Sebelumnya, Hillary mengaku telah berkirim surat kepada Dudung untuk meminta ajudan atau bantuan pengamanan dari TNI.
"Benar, saya menyurat ke KSAD untuk memohon bantuan pengamanan sesuai dengan Permen No.85 Tahun 2014," tulis Hillary dalam akun Instagram-nya, @hillarybrigitta, dikutip pada Kamis (2/12/2021).
Anggota Komisi I DPR Fraksi NasDem Hillary Brigitta Lasut meminta maaf usai sikapnya yang meminta ajudan dari prajurit TNI dinilai tidak etis.
Permintaan maaf itu ia tuliskan melalui keterangan foto di akun Instagram pribadi @hillarybrigitta.
Dalam foto yang diunggah, ia turut menjelaskan kembali alasannya berkirim surat kepada KASAD Jenderal Dudung Abdurachman untuk meminta ajudan pribadi.
"Mohon maaf kalau niatan saya ini dianggap tidak etis. Proses belajar," kata Brigitta, Jumat, (3/12/2021).
Brigitta mengaku akan taat dan mengakui perbuatannya memang tidak etis apabila memang Fraksi NasDem di DPR sudah memiliki pendapat demikian.
Ia sekaligus berkomitmen untuk menjauhi tindakan serupa.
Karena selama ini diakui Brigitta dirinya selalu memastikan lebih dulu perbuatan yang diambil ada dasar hukumnya atau tidak.
Tetapi menyoal etis dan tidak etis, Brigitta berujar hal tersebut tidak memiliki tolok ukur yang jelas.
"Jadi memang saya masih harus banyak belajar, mengetahui yang mana yang etis mana yang tidak di dunia politik. Niat saya hanya untuk memastikan keamanan saya dan keluarga di Jakarta," ujar Brigitta. (JP)