WahanaNews.co.id | Kejadiannya di India, sepasang suami istri menuntut anaknya sendiri dan meminta ganti rugi senilai £530.000 atau sekitar Rp 9,4 miliar lantaran putranya tidak memiliki anak.
Dilansir detikcom, orang tua asal India tersebut mengatakan ketidakhadiran cucu membuat keduanya merasa sakit secara mental.
Baca Juga:
Sosok Sheikh Hasina, PM Bangladesh Kabur ke India yang Mundur-Kabur karena Demo
Seperti banyak orang tua, Sajneev Prasad dan istrinya Sadhana, sangat menginginkan cucu dari anaknya. Tapi sayangnya putra mereka, Shrey Sagar dan istrinya Subhangi yang menikah sejak 2016 hingga kini belum memiliki keturunan.
Padahal Sajneev menjodohkan anaknya dan mengirim mereka untuk bulan madu ke Thailand untuk 'memproduksi' buah hati.
Sajneev dan Sadhana kini menuntut putra dan menantunya untuk punya anak dalam setahun atau mereka harus bayar Rp 9,4 miliar.
Baca Juga:
PM Bangladesh Undur Diri, Hasina Mengungsi ke India
Alasan mengapa Shrey harus membayar mahal adalah karena orang tuanya sudah membesarkannya dengan banyak uang. Shrey memang pernah menempuh pendidikan untuk jadi pilot di Amerika Serikat.
Ibu dan ayah Shrey juga memberikannya sebuah mobil mahal dan membiayai pernikahan secara mewah di sebuah hotel bintang lima. Orang tua pria tersebut pun mengaku sudah menghapuskan 25 juta rupee atau sekitar Rp 4,7 miliaran sejak putranya dilahirkan. Kini mereka menginginkan uang itu kembali beserta ganti ruginya.
"Kami membunuh mimpi kami untuk membesarkannya. Adalah mimpi setiap orang tua untuk menjadi kakek dan nenek. Kami sudah menunggu bertahun-tahun untuk menjadi kakek dan nenek,"
"Kami sudah mencoba untuk meyakinkan putra kami dan istrinya tapi mereka tidak mempedulikan permintaan kami. Kami sangat sedih jika kami akan meninggal tanpa melihat seorang cucu," kata Sajneev.
Dalam tuntutannya Sajneev mengatakan ia sudah melalui banyak kesulitan finansial untuk membesar anaknya sehingga ingin mendapatkan balasan. "Anakku sudah menikah enam tahun tapi mereka masih belum berencana punya anak. Paling tidak kami memiliki seorang cucu untuk menghabiskan waktu, kesakitan kami akan lebih tertahankan,"
"Kami juga sudah mengambil pinjaman untuk membangun rumah kami dan sekarang kami mengalami kesulitan finansial. Secara mental kami juga cukup terganggu karena kami hidup sendirian," ungkap Sajneev atas kasus yang dikategorikan sebagai kekerasan rumah tangga itu. [JP]