WahanaNews.co.id | Buntut dari langkah invasi Rusia ke Ukraina, negara beruang merah itu pun digempur sanksi di sana sini oleh negara-negara barat (Amerika Serikat dan Sekutu).
Meski begitu, Presiden Vladimir Putin percaya sanksi-sanksi yang diberikan tidak akan merugikan negaranya.
Baca Juga:
Aksi Teror Maut di Moskow Tewaskan 40 Orang
Justru dia berpendapat, sanksi-sanksi yang dikenakan akan menjadi senjata makan tuan. Maksudnya, sanksi itu hanya akan merugikan negara-negara yang memberikan sanksi kepada Rusia.
Putin akan melawan sanksi negara Barat dengan membuktikan negaranya mampu hidup di tengah gempuran sanksi yang ada.
Dilansir detikcom, Senin (25/4/2022), saat ini Putin telah mencurahkan cukup banyak waktunya untuk meyakinkan publik Rusia soal pola pikirnya itu. Dia berusaha keras untuk meyakinkan masyarakat sanksi barat tidak akan merugikan Rusia.
Baca Juga:
Unggul 87,32 Persen Suara, Vladimir Putin Jadi Pemimpin Terlama di Rusia Setelah Joseph Stalin
Putin juga sedang mempersiapkan negaranya untuk jangka panjang. Dia mengatakan aliansi negara Barat tidak akan mundur dari kebijakan tekanan ekonominya, makanya sektor ekonomi Rusia harus menyiapkan langkah jangka panjang.
Lalu, strategi apa saja yang bisa dilakukan Putin untuk melawan sanksi aliansi negara Barat? Berikut ini daftarnya.
1. Desain Ulang Industri Otomotif
Merek mobil domestik era Soviet ikonik Rusia, Lada sangat bergantung pada suku cadang impor. Avtovaz, yang memproduksi mobil Lada, dimiliki oleh pembuat mobil Prancis Renault. Menurut Evgeny Eskov, pemimpin redaksi jurnal industri mobil Rusia Auto Business Review, perusahaan berbagi sistem pengadaan tunggal untuk suku cadang.
Pada 24 Maret, sebagai tanggapan atas berita bahwa Renault keluar dari pasar Rusia, Avtovaz mengungkapkan mereka harus segera mendesain ulang beberapa model bisnisnya, sehingga mereka tidak terlalu bergantung pada komponen impor.
Perusahaan tidak merinci model mana yang akan terpengaruh, tetapi mengatakan mobil-mobil akan tetap tersedia secara bertahap dalam beberapa bulan mendatang.
Eskov mengatakan model yang didesain ulang akan menjadi versi yang lebih sederhana dari mobil saat ini, tanpa fitur tambahan seperti ABS.
2. Alihkan media sosial ke Vkontakte
Instagram, hingga saat ini menjadi jejaring sosial teratas di Rusia. Hal itu berdasarkan data pengguna bulanan menurut firma analisis media sosial Brand Analytics. Hanya saja Rusia sendiri punya media sosialnya sendiri, namanya Vkontakte.
Media sosial Rusia itu mirip-mirip seperti Facebook. Di negata tersebut, Vkontakte sendiri cukup besar penggunanya. Dia berada di posisi kedua setelah Instagram sebagai media sosial dengan pengguna terbanyak.
Vkontakte telah melakukan segala cara untuk memikat pembuat konten ke platformnya. Apalagi, sejak invasi ke Ukraina yang membuat regulator komunikasi Rusia memutuskan akses ke Facebook dan Instagram bulan lalu.
Perusahaan melepaskan komisinya pada konten yang dimonetisasi hingga akhir April dan menawarkan promosi gratis di platform untuk setiap pembuat konten yang telah pindah dari platform lain atau mengaktifkan kembali halaman mereka sejak 1 Maret. Perusahaan juga telah menerbitkan panduan untuk meluncurkan bisnis di Vkontakte.
Data Vkontakte sendiri menunjukkan upaya-upaya itu bisa berhasil. Pengguna bulanan mencapai rekor lebih dari 100 juta pada bulan Maret. Menurut Brand Analytics, Instagram kehilangan hampir setengah dari pengguna aktif berbahasa Rusia antara 24 Februari dan 6 April.
3. Penggunaan kartu kredit Mir
Rusia telah mempersiapkan potensi isolasi keuangan sejak beberapa bank terbesarnya terkena sanksi saat merebut Krimea dari Ukraina beberapa tahun lalu. Mereka sudah membuat sistem pembayaran nasionalnya sendiri.
Mereka menerbitkan sistem kartu bank yang dikenal sebagai Mir. Kini penggunaan kartu tersebut telah tumbuh secara masif.
Menurut bank sentral Rusia, lebih dari 113 juta kartu Mir diterbitkan pada tahun 2021, naik dari total 1,76 juta pada akhir 2016. Tahun lalu, sekitar seperempat dari semua pembayaran kartu di Rusia dilakukan dengan kartu Mir.
Pemerintah Rusia meminta seluruh pegawai sektor publik, pensiunan, dan siapa pun yang menerima tunjangan diwajibkan menggunakan kartu Mir.
Meski terkesan ada pemaksaan pada penggunaan Mir, hal itu telah memberikan keuntungan sendiri bagi Rusia. Kala Visa dan Mastercard mengumumkan pada awal Maret mereka menangguhkan transaksi dan operasi di Rusia, di sisi lain sudah ada alternatif sistem keuangan yang sudah berjalan dengan baik.
Tapi Mir bukan pengganti langsung. Ini hanya berfungsi di Rusia dan beberapa negara lain, terutama negara-negara bekas jajahan Soviet.
Kurangnya jangkauan global juga menghambat upaya Rusia untuk membangun alternatif SWIFT, sistem pembayaran internasional. Versinya sendiri, yang dikenal sebagai SPFS, memiliki 400 peserta tahun lalu, dibandingkan dengan 11.000 di SWIFT.
4. Buka lapangan kerja besar-besaran
Pengangguran massal, belum muncul di Rusia. Meski begitu, pengangguran adalah salah satu ancaman yang paling ditakuti Kremlin.
Otoritas Kota Moskow saat ini sedang mencoba untuk mengatasi potensi masalah pengangguran dengan program untuk melatih dan mempekerjakan orang-orang yang saat ini menganggur setelah pernah bekerja di perusahaan-perusahaan negara Barat.
Seperti diketahui, banyak perusahaan barat telah menangguhkan atau menghentikan operasi bisnis di Rusia. Meninggalkan pekerjanya untuk menganggur tanpa pekerjaan. Ada yang masih digaji, ada juga yang tidak.
Walikota Moskow, Sergey Sobyanin, percaya hingga saat ini ada sekitar 200.000 pekerjaan berisiko hilang. Pihaknya memberikan pilihan pekerjaan bagi para pengangguran yang pernah bekerja di perusahaan negara Barat.
Pilihan yang dia uraikan termasuk pekerjaan mengurus dokumen resmi seperti paspor dan akta kelahiran. Ada juga pekerjaan di salah satu taman kota atau di pusat kesehatan sementara yang baru-baru ini mulai didirikan kota.
Ada sekitar US$ 41 juta atau sekitar Rp 586 miliar disisihkan pemerintah setempat untuk menciptakan pekerjaan ini dan melatih kembali para pekerja. [JP]