WahanaNews.co.id | Harga minyak menurun di awal perdagangan Asia. Penurunan ini menandakan bahwa harga minyak telah melemah selama dua minggu berturut-turut.
Seperti dilansir detikcom dari Reuters, Senin (11/4/2022) minyak mentah Brent turun 38 sen menjadi US$ 102,40 per barel. Sementara minyak mentah AS merosot 16 sen menjadi US$ 98,18. Sedangkan pekan lalu harga minyak Brent telah turun 1,5% dan West Texas Intermediate AS turun 1%.
Baca Juga:
Harga Minyak Dunia di Tengah Sengitnya Perang Israel-Hamas
Salah satu penyebab harga minyak menurun, karena pasar merespon kondisi China yang merupakan importir minyak terbesar dunia. Saat ini salah satu kota di China, Shanghai tengah lockdown. Lockdown dilakukan karena menargetkan kebijakan nol kasus Covid-19 yang ditetapkan pemerintah.
Faktor lain yang menyebabkan harga minyak turun, yakni rencana negara-negara anggota Badan Energi Internasional (IEA) yang akan melepaskan 60 juta barel selama enam bulan ke depan. Amerika Serikat (AS) kabarnya juga akan melepas 180 juta barel minyak cadangan daruratnya.
Analis ANZ Research memprediksi rencana itu dapat menghambat termasuk Organisasi Negara Pengekspor Minyak (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC) dan produsen serpih AS, untuk mempercepat kenaikan produksi bahkan dengan harga sekitar US$ 100 per barel.
Baca Juga:
Goldman Sachs Prediksi Minyak Melonjak ke US$105 per Barel Tahun 2023
Namun, kelompok negara pengekspor minyak OPEC+ belum menunjukkan kecenderungan untuk meningkatkan target produksinya lebih dari 400.000 barel per hari yang telah ditambahkan setiap bulan sebagai bagian dari pemulihan pengurangan pasokan. [JP]