WahanaNews.co.id | Rencananya, kota Busan di Korea Selatan akan memiliki pemukiman di tengah laut. Tempat itu disebut kota terapung. Melansir detikcom, Kota Terapung Busan diusulkan dapat menampung 10 ribu orang. Kawasan ini menawarkan daerah pesisir yang memiliki solusi masalah kenaikan air laut.
Pemimpin proyek mengatakan bahwa pembangunan itu akan menjadi infrastruktur tahan banjir yang terdiri dari beberapa pulau buatan. Tujuannya adalah menghilangkan risiko banjir karena naiknya air laut.
Baca Juga:
Krisis Kelahiran di Korut: Pemerintah Penjarakan Dokter Aborsi dan Sita Alat Kontrasepsi
Dikabarkan Times of India, kota terapung tersebut akan jadi kota mandiri. Proyek ini merupakan upaya kerja sama antara UN Human Settlement Program (UN-Habit) dan Ocenanix.
Selain tahan banjir kota ini akan dapat menghasilkan listriknya sendiri dari panel surya, mengangkut turis dan penduduk antar pulau dengan kapal yang dibuat khusus dan menghasilkan makanan dan air bersihnya sendiri.
Baca Juga:
Wujudkan Student Exchange, Ikopin University Jalin MoU Bersama Sinyeoungju University Korea Selatan
Kabarnya kota terapung tersebut akan tersebar di area seluas lebih dari 75 hektar. Dengan cakupan 10 ribu penduduk, lingkungan akan dikelompokkan dalam enam klaster di sekitar pelabuhan pusat yang dilindungi. Menurut Bjarke Ingels Group (BIG), firma arsitektur Denmark yang memimpin desain, lingkungan ini bisa membentuk desa yang tiap-tiap penduduknya berjumlah lebih dari 1.650. Desa ini dijuluki Oceanix City, dengan restoran, ruang kerja bersama hingga fasilitas rekreasi.
Penduduk kota terapung juga akan dapat menghasilkan makanan mereka sendiri. Lingkungan akan dirancang dengan pertanian komunial hingga fasilitas budidaya makanan akuaponik.
Sementara, platform yang tak berpenghuni dapat menampung turbin angin terapung dan panel surya atau digunakan untuk menanam bambu yang bermanfaat untuk pembangunan gedung baru.
Rencana kota yang diusulkan BIG juga mencakup produksi air bersih dengan instalasi pengolahan di lokasi dan sistem untuk mengumpulkan dan menyimpan air hujan. Arsitek juga sudah membayangkan adanya armada kendaraan listrik dari taksi air hidrofoil hingga feri bertenaga surya yang menghubungkan lingkungan dengan kota dan daratan.
Lalu, tak hanya itu, kota ini juga akan dirancang tahan terhadap bencana alam seperti tsunami hingga angin topan kategori lima. Salah satu pendiri Oceanix, Itai Madamombe, menuturkan, proyek ini akan selesai pada tahun 2025. (JP)