WahanaNews.co.id | Miliarder asal Rusia kabarnya memindahkan harta kekayaannya ke luar negeri. Hal itu dilakukan karena negaranya sendiri di ambang kehancuran ekonomi sejak terjadi konflik.
Seperti dikutip detikcom dari Bloomberg, Senin (28/3/2022) para miliarder itu semula memindahkan asetnya ke negara di Timur Tengah, Siprus. Namun, beberapa pekan terakhir ini aset mereka dibawa keluar dari Siprus.
Baca Juga:
Kemendag Ajak Eksportir Melek Kebijakan Karbon di Negara Tujuan Ekspor
Alasan dibawa keluar dari Siprus karena ada tekanan dari regulator Uni Eropa yang memberlakukan sanksi. Selain itu ada tuntutan dari Presiden Rusia Vladimir Putin yang memerintahkan untuk memulangkan kekayaan para miliarder.
Beberapa juga telah mengembalikan asetnya ke Rusia lagi. Salah satu orang terkaya Rusia, Victor Rashnikov bulan lalu mentransfer saham senilai US$ 4 miliar di salah satu pembuat baja terbesar Rusia.
Transfer itu dilakukan di mana sebelumnya aset itu diletakkan di sebuah perusahaan cangkang di Siprus. Hal itu dilakukan dua minggu sebelum dia dikenai sanksi oleh Uni Eropa.
Baca Juga:
Uni Eropa Berlakukan Tarif Tinggi Mobil Listrik Buatan China
Taipan baja Alexey Mordashov melakukan langkah serupa pada 28 Februari, pada hari yang sama ia diberi sanksi. Dia akhirnya memindahkan sahamnya senilai US$1,5 miliar di bisnis tur liburan Jerman TUI AG dari entitas Siprus ke entitas di Kepulauan Virgin Britania Raya.
Selain itu, dari catatan di Siprus memang tercatat banyak pemindahan aset. Misalnya ada transaksi baru-baru ini sebesar 14% saham. Transfer itu dari sebuah perusahaan induk Siprus untuk ketua Novatek Leonid Mikhelson secara individual pada 17 Maret, menurut pengajuan peraturan Senin.
Posisi saham itu bernilai sekitar US$ 4,8 miliar ketika bursa saham Moskow menghentikan perdagangan bulan lalu, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg.
Pemindahan aset yang dilakukan orang terkaya Rusia ini sebagai dampak dari konflik negara itu dengan Ukraina. Bahkan perang di Ukraina telah meningkatkan jumlah uang Rusia yang mengalir ke Dubai, yang pemerintahnya telah mendesak solusi "damai" untuk konflik tersebut.
Profesor dan ahli pajak di City University London yakni Ronen Palan mengatakan Hong Kong pun menjadi kemungkinan salah satu negara yang menerima aset dari miliarder Rusia.
"Alasan utama mengapa orang kaya di Rusia mengambil uang adalah untuk menjaga aset mereka. Ini bukan tentang penghindaran pajak, seperti yang kita pikirkan di Barat," ucapnya.
Sejauh ini ada sekitar 20 orang Rusia berada di antara 500 orang terkaya di dunia. Harta kekayaan gabungan mereka sebanyak US$ 261 miliar. Lebih dari setengah dari mereka telah menggunakan perusahaan induk Siprus untuk aset utama mereka, menurut pengajuan. [JP]