WahanaNews.co.id | Ada sebuah anomali tak biasa dalam pandemi Covid-19. Kejadian itu adalah kecilnya angka kasus Covid-19 walaupun vaksinasi di wilayah dunia itu masih sangat kurang.
Melansir wahananews.co, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut bahwa benua itu secara keseluruhan baru menginokulasi sekitar 6% populasinya. Meski begitu wilayah ini disebut-sebut menjadi yang paling tidak begitu berdampak akibat pandemi.
Baca Juga:
Kantor Pertanahan Jakarta Barat Terima Kunjungan Studi Delegasi dari 2 Negara Afrika
"Afrika tidak memiliki vaksin dan sumber daya untuk memerangi Covid-19 yang mereka miliki di Eropa dan AS, tetapi entah bagaimana mereka tampaknya lebih baik," ujar Wafaa El-Sadr, ketua kesehatan global di Universitas Columbia, dikutip Minggu (21/11/2021).
Beberapa analisis memprediksi bahwa ini disebabkan oleh rendahnya mobilitas antar penduduk di Afrika. Selain itu, beberapa penelitian juga menyarankan bahwa ini disebabkan oleh beberapa wabah yang pernah menyerang benua itu telah membuat kekebalan bagi masyarakat dan menjadi pengalaman bagi pemerintah.
"Kami masuk ke proyek ini dengan berpikir kami akan melihat tingkat hasil negatif yang lebih tinggi pada orang dengan riwayat infeksi malaria karena itulah yang terlihat pada pasien koinfeksi malaria dan Ebola," kata Jane Achan, penasihat penelitian senior di Konsorsium Malaria.
Baca Juga:
Sekjen PBB: Pentingnya Kepemimpinan Afrika dalam Arsitektur Perdamaian dan Keamanan Global
"Kami sebenarnya cukup terkejut melihat yang sebaliknya, bahwa malaria mungkin memiliki efek perlindungan."
Sementara itu, Christian Happi, direktur Pusat Genomik Penyakit Menular di Redeemer's University Nigeria, mengatakan pihak berwenang terbiasa membatasi wabah. Bahkan tanpa vaksin dan memuji jaringan luas petugas kesehatan masyarakat.
"Ini tidak selalu tentang berapa banyak uang yang Anda miliki atau seberapa canggih rumah sakit Anda," katanya.
Lebih lanjut, Devi Sridhar, ketua kesehatan masyarakat global di University of Edinburgh, mengatakan para pemimpin Afrika belum mendapatkan penghargaan yang pantas mereka dapatkan karena bertindak cepat. Ia mengutip contoh Mali yang menutup perbatasannya bahkan sebelum Covid-19 tiba.
"Saya pikir ada pendekatan budaya yang berbeda di Afrika, di mana negara-negara ini menghadapi Covid dengan rasa rendah hati karena mereka pernah mengalami hal-hal seperti Ebola, polio, dan malaria," puji Sridhar.
Dalam beberapa bulan terakhir, virus corona telah menghantam Afrika Selatan dan diperkirakan telah menewaskan lebih dari 89.000 orang di sana. Sementara data WHO menyebutkan bahwa kematian di Afrika hanya 3% dari total global.
Sebagai perbandingan, kematian di Amerika dan Eropa mencapai 46% dan 29%. Padahal kedua belahan bumi itu kaya vaksin. (JP)