WahanaNews.co.id | Kelompok Hamas yang menguasai Gaza mengklaim anggotanya diserang oleh lumba-lumba pembunuh dari militer Israel. Hamas menyatakan bahwa lumba-lumba itu dilengkapi peralatan tempur khusus saat menyerang personel komando angkatan lautnya.
Seperti diberitakan, Jerusalem Post, dilansir detikcom, Rabu (12/1/2022), laporan surat kabar Al-Quds menyebut Hamas menuduh pasukan keamanan Israel menggunakan lumba-lumba untuk mengejar komando pasukan katak Hamas di lepas pantai Gaza. Tidak disebut kapan hal itu terjadi.
Baca Juga:
Langgar Gencatan Senjata, Israel-Hizbullah Saling Serang Lagi
Dituturkan juru bicara komando angkatan laut Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, dalam sebuah video bahwa dalam operasi yang digelar pada waktu yang tidak disebutkan, personel angkatan laut Hamas dikejar di lautan oleh seekor lumba-lumba yang dilengkapi perangkat yang mampu membunuh manusia.
Tuduhan Hamas soal lumba-lumba pembunuh yang dikerahkan militer Israel ini dibahas oleh analis riset pada Foundation for Defense of Democracies' Long War Journal, Joe Truzman. "Lumba-lumba Zionis pembunuh ada, menurut publikasi Hamas," tulis Truzman pada akun Twitternya.
"Abu Hamza menjelaskan bahwa seorang anggota unit Pasukan Katak Hamas yang dibunuh oleh Israel dalam konflik Mei lalu menemukan lumba-lumba pembunuh. Perangkat yang dikenakan lumba-lumba pembunuh itu ditunjukkan dalam publikasi," imbuhnya, merujuk pada video yang dirilis Hamas.
Baca Juga:
Warga Sipil Dilarang Tentara Israel Memasuki Desa-desa Lebanon Selatan
Sifat dan fungsi dari perangkat penyerang yang terpasang pada lumba-lumba itu tidak dijelaskan Hamas. Namun laporan Al-Quds mengklaim memiliki sejumlah sumber terkait insiden lumba-lumba lainnya pada Agustus 2015, yang melibatkan remote control, kamera dan senjata yang bisa menembakkan proyektil mirip tombak.
Sumber-sumber Al-Quds mengklaim bahwa Hamas berhasil menangkap lumba-lumba pembunuh dari Israel tahun 2015 lalu, namun tidak melaporkannya. Menurut media terkemuka Inggris, BBC, mamalia laut
Israel di masa lalu cukup sering dituduh mempersenjatai binatang untuk tujuan militer. Tahun 2010, Gubernur Sinai Selatan di Mesir, Mohamed Abdel Fadil Shousha, menyiratkan bahwa serangan hiu mematikan di Sharm el-Sheikh merupakan bagian dari operasi Mossad untuk merusak pariwisata Mesir.
Tahun 2011, otoritas Arab Saudi menahan seekor burung hering yang dicurigai menjadi mata-mata untuk Israel setelah terjadi kesalahpahaman soal maksud dari alat pelacak yang dibawanya.
Tahun 2013, otoritas Turki menahan seekor burung karena dicurigai menjadi mata-mata Israel, namun kemudian membebaskannya setelah pemeriksaan sinar-X menunjukkan burung itu tidak dipasangi perlengkapan pengintaian. [JP]