WahanaNews.co.id | Stok rudal canggih Amerika Serikat (AS) dikabarkan menipis. Diketahui, AS paling gencar mengirimkan bantuan persenjataan teknologi tinggi ke Ukraina seperti rudal Javelin, untuk melawan Rusia.
Seperti dilansir detikcom dari Popular Mechanic, sejak permulaan perang Rusia dan Ukraina, Departemen Luar Negeri mengestimasi AS telah membantu persenjataan Ukraina dalam berbagai bentuk sampai senilai USD 3,8 miliar.
Baca Juga:
Donald Trump Mulai Umumkan Nominasi Anggota Kabinet, Ini Daftarnya
Senjata itu dikirim dari AS ke basis militer di Polandia, kemudian dikerahkan ke Ukraina menggunakan kereta atau truk. Salah satunya adalah rudal canggih anti tank Javelin yang diklaim berkontribusi besar dalam merusak ratusan tank Rusia.
Sejauh ini, Departemen Pertahanan AS mengirim setidaknya 7.000 unit rudal anti tank FGM-148 Javelin dan 1.400 rudal anti pesawat Stinger. Lembaga Center for Strategic and International Studies memperkirakan bantuan ke Ukraina itu telah menghabiskan sepertiga stok Javelin dan seperempat stok Stinger milik AS.
Sebagai solusinya, produsen rudal Javelin yaitu Lockheed Martin mengatakan bahwa mereka akan meningkatkan kapasitas produksi rudal dari 2.100 per tahun menjadi 4.000 unit. Itu pun diperkirakan masih membutuhkan waktu kurang lebih 2 tahun untuk membuat stok rudal AS kembali seperti semula.
Baca Juga:
Prabowo Dukung Solusi Dua Negara untuk Selesaikan Konflik Palestina
Masalah lainnya adalah, perusahaan itu membutuhkan lebih banyak waktu menyediakan komponen Javelin di tengah kelangkaan semikonduktor. Rudal Javelin ini membutuhkan chip untuk sistem pemandunya ke sasaran.
Sementara memproduksi rudal Stinger lebih sulit lagi. Sebab, desainnya sudah dianggap usang untuk standar modern dan banyak komponennya, termasuk microchip, tidak lagi diproduksi.
Bahkan fasilitas produksinya pun sudah ditutup. Produsennya Raytheon menyatakan butuh 6 sampai 12 bulan untuk memproduksinya ulang dengan desain baru. [JP]