WahanaNews.co.id | Guna menghadapi tekanan dari Cina yang semakin gencar, pemerintah Taiwan memberikan bantuan kepada Lithuania senilai 1 miliar dollar dalam bentuk penandatanganan nota kesepahaman (MoU) oleh kedua negara pada Selasa (11/1). Klaim tersebut dibenarkan rekan sejawatnya di Lituania, Aurin Armonait, seperti diberitakan Reuters, melansir detikcom.
"Investasi dan dana pinjaman ini akan membantu kami memperkuat kerjasama," dengan Lituania, kata Kung Ming-Hsin.
Baca Juga:
Lithuania Cegat Kereta Ekspor-Impor Rusia
Selain menurunkan status diplomatik, Beijing juga dikabarkan membatasi arus impor dari negeri Laut Baltik tersebut. Kerjasama ini diharapkan bisa memberi kelonggaran ekonomi bagi pelaku bisnis Lituania, menurut Kantor Perwakilan Taiwan di ibu kota Villinus.
Pekan lalu Taiwan sudah menawarkan paket kerjasama serupa, meski dengan nilai yang lebih rendah, yakni USD 200 juta. Menurut Kepala Perwakilan Taiwan, Eric Huang, kerja sama akan dititikberatkan pada pengembangan teknologi.
"Saya bisa membayangkan prioritas utama adalah teknologi semikonduktor, laser dan bioteknologi," katanya, Rabu (5/1) silam.
Baca Juga:
Takut Di-“Ukraina”-kan, Pemimpin Jerman dan Baltik Sepakat Perkuat Pertahanan Kawasan
Taiwan saat ini adalah salah satu produsen semikonduktor paling besar di dunia. Keunggulan tersebut diharapkan bisa membantu mengatasi masalah kelangkaan chip global, yang memperlambat produksi otomotif atau perangkat elektronik di seluruh dunia.
Jepang termasuk yang paling gencar mendekati Taiwan. Tahun lalu, Taiwan Semiconductor Manufacturing (TSMC) mengumumkan akan membangun pabrik semikonduktor senilai USD 7 milyar di Jepang. Pada Selasa (11/1), mendesak Taipei agar lebih mempererat kerjasama teknologi antara kedua negara.
Cina Tuduh AS Hasut Lituania
Senin (10/1), Beijing menuduh Washington menghasut Lituania untuk "menghadang Cina" dalam isu Taiwan. Kritik tersebut dilancarkan setelah pejabat pemerintahan AS menyatakan dukungan terhadap negeri kepulauan tersebut.
"Amerika Serikat menghasut otoritas Lituania untuk memperlemah 'prinsip satu Cina ’," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri, Wang Wenbin.
"AS mendukung, membimbing dan mendorong mereka untuk mengambil jalan yang salah demi kalkulasi politik untuk menghadang Cina."
Taiwan selama ini berusaha untuk tidak secara langsung memprovokasi Cina dalam membina diplomasi luar negeri. Di Amerika Serikat sekalipun, Taipei mengoperasikan Kantor Perwakilan Dagang dan Budaya, meski secara de facto berfungsi sebagai sebuah kedutaan.
Kisruh seputar Taiwan juga memicu ketegangan di dalam negeri Lituania. Pekan lalu Presiden, Gitanas Nauseda, mengritik pemerintahan Perdana Menteri Ingrida imonyt, lantaran mengizinkan nama Taiwan, bukan Cina Taipei, untuk kantor perwakilan di Vilnius. Menurutnya keputusan tersebut "keliru" karena bertentangan dengan prinsip Satu Cina.
Namun kritik itu ditepis Wakil Menteri Luar Negeri Taiwan, Harry Ho-jen Tseng, dalam sebuah jumpa pers pada Kamis (6/1) pekan lalu. Menurutnya, "nama tersebut memiliki arti yang penting," karena "Taipei hanya mewakili nama ibu kota, sementara Taiwan adalah identitas kami." [JP]