WahanaNews.co.id | Pentagon mengemukakan rasa cemas bahwa Rusia dan China tengah mengembangkan senjata dengan tujuan untuk menyerang satelit milik Amerika Serikat.
Seperti dilansir detikcom, Kamis (14/4/2022) armada luar angkasa China dan Rusia diklaim meningkat lebih dari 70% dalam dua tahun terakhir.
Baca Juga:
Korut Rencanakan Peluncuran Satelit, Jepang-Korsel Minta Dibatalkan Langsung
China dituding memakai teknologi yang didapat dari mancanegara untuk memajukan proyek antariksanya sehingga menghemat biaya. Negara ini secara khusus disorot oleh Pentagon.
"China punya beberapa senjata laser di darat dengan level kekuatan beragam untuk mengganggu atau merusak satelit, termasuk kapabilitas yang masih terbatas saat ini untuk mengganggu sensor satelit," demikian laporan Pentagon.
"China mungkin saja bertujuan untuk membuat senjata yang mampu merusak satelit sampai GEO [geosynchronous Earth orbit], kira-kira 36 ribu kilometer di atas Bumi dan berpotensi mengganggu komunikasi serta sistem peringatan rudal," tambah mereka.
Baca Juga:
Ilmuwan Takjub, Ada 3 Bulan Baru Mengorbit di Neptunus dan Uranus
Kementerian Luar Negeri China belum memberikan tanggapan atas tudingan itu. Akan tetapi dalam kesempatan sebelumnya, juru bicara Kemenlu China mengklaim pihaknya selalu berusaha menghadirkan kedamaian di luar angkasa.
"Amerika Serikat membuat narasi tentang apa yang disebut sebagai ancaman oleh China dan Rusia di luar angkasa dalam rangka untuk justifikasi pembangunan militer mereka sendiri," kata dia.
Mengenai Rusia, Pentagon menyebut negara itu juga punya sistem laser untuk 'membutakan' sensor satelit Amerika dan pada tahun 2030, Rusia kemungkinan memiliki sistem yang lebih canggih yang dapat mengancam struktur semua satelit.
Tak hanya itu, Rusia disebut sedang mengembangkan rudal untuk menembak satelit di orbit rendah Bumi. Teknologi semacam ini dipandang berbahaya karena puing-puing satelit yang ditembak bisa saja mengancam banyak satelit lain yang berada di antariksa. [JP]