WahanaNews.co.id | Pakar dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggambarkan wabah penyakit langka cacar monyet yang belum pernah terjadi sebelumnya di negara Eropa sebagai "peristiwa acak" yang terkait dengan aktivitas seksual.
Dr. David Heymann, yang sebelumnya mengepalai departemen darurat WHO, mengatakan bahwa teori utama untuk menjelaskan penyebaran penyakit ini adalah transmisi seksual di antara pria gay dan biseksual pada dua pesta seks di Spanyol dan Belgia.
Baca Juga:
Bahayakan Kesehatan, BPKN: Waspadai AMDK dengan Bromat Melebihi Batas Aman
"Kami tahu monkeypox dapat menyebar ketika ada kontak dekat dengan lesi seseorang yang terinfeksi, dan sepertinya kontak seksual kini telah memperkuat penularan itu," kata Heymann saat wawancara bersama AP News, dilansir detikcom Jumat (27/5/2022).
Heymann, yang juga seorang profesor penyakit menular di London School of Hygiene and Tropical Medicine, mengatakan wabah cacar monyet kemungkinan merupakan peristiwa acak yang mungkin dapat dilacak pada satu infeksi.
"Sangat mungkin ada seseorang yang terinfeksi, mengembangkan lesi pada alat kelamin, tangan atau tempat lain, dan kemudian menyebarkannya ke orang lain ketika ada kontak fisik atau hubungan seksual dekat," hipotesis Heymann.
Baca Juga:
Penyakit Mpox Jadi Darurat Kesehatan Global, Kenali Cara Penularannya
Hingga saat ini, WHO telah mencatat lebih dari 90 kasus cacar monyet di belasan negara termasuk Inggris, Spanyol, Israel, Prancis, Swiss, AS, dan Australia.
Sementara itu Pejabat kesehatan senior di Madrid, Enrique Ruiz Escudero, mengatakan bahwa ibukota Spanyol telah mencatat 30 kasus yang dikonfirmasi sejauh ini.
Ia mengatakan pihak berwenang sedang menyelidiki kemungkinan hubungan antara acara Gay Pride baru-baru ini di Kepulauan Canary, yang dihadiri sekitar 80.000 orang, dan kasus-kasus di sauna Madrid. [JP]