WahanaNews.co.id | Dua perguruan tinggi ternama dunia bakal berkolaborasi membangun kampus teknologi di Kelurahan Serangan, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Bali. Kedua kampus tersebut yakni Massachusetts Institute of Technology (MIT) dan Tsinghua University.
MIT adalah kampus teknologi di Amerika Serikat (AS). Lembaga pemeringkatan Quacquarelli Symonds (QS) menempatkan kampus ini di posisi nomor satu perguruan tinggi terbaik dunia.
Baca Juga:
Neta Luncurkan Model Ketiga Mobil Listrik di Indonesia, Dukung Pengurangan Emisi Karbon
Sedangkan Tsinghua University merupakan perguruan tinggi yang terletak di Kota Beijing, China. Dalam QS World University Rankings 2022, universitas ini menempati peringkat ke-17.
"Memang itu kawasan (Kelurahan) Serangan, kura-kura Bali, itu memang ada perencanaan di situ membangun perguruan tinggi kerja sama Tsinghua sama MIT. Itu sudah lama, saya (yang) mengizinkan," kata Gubernur Bali Wayan Koster di rumah jabatannya, beberapa waktu lalu pada wartawan.
Koster menuturkan, izin pembangunan kampus teknologi tersebut tidak kunjung keluar sebelumnya dirinya menjabat sebagai Gubernur Bali. Setelah dirinya jadi Gubernur Bali, Koster mengaku langsung menyambut pembangunan tersebut.
Baca Juga:
Kementerian ESDM Buka Suara, Soal Tudingan AS Ada Kerja Paksa di Industri Nikel RI
"Sekarang kita izinkan semua, makanya dia bisa bangun. Kan sayang kalau itu sudah terlalu lama mangkrak. Kan itu sudah sejak berpuluh-puluh tahun enggak jalan-jalan pembangunannya. Masyarakat di (Kelurahan) Serangan kan nunggu-nunggu dia," terang Koster.
"Jadi begitu saya Gubernur, saya panggil kenapa ini endak berlanjut pembangunan. Ada masalah waktu itu. Tolong semua segera diselesaikan, jadi sekarang sudah berjalan," tambahnya.
Koster menyebut, bahwa pembangunan kampus teknologi di Bali sangat bagus. Terlebih kampus tersebut dibangun oleh pergurun tinggi ternama dunia, yakni MIT dan Tsinghua University.
Dengan adanya kampus teknologi tersebut, masyarakat Indonesia yang ingin kuliah teknologi tak perlu ke luar negeri, tetapi cukup ke Bali saja. Termasuk masyarakat di luar negeri yang ingin berkuliah di MIT dan Tsinghua bisa kuliah sambil berwisata ke Bali.
"Itu akan menjadi wisata pendidikan, termasuk juga mahasiswa dari negara lain yang tadinya kuliah ke China ke Tsinghua atau ke MIT, itu enggak perlu lagi. Sambil berwisata bisa kuliah ke Bali. Ini adalah pariwisata pendidikan. Jadi kita akan punya pariwisata kesehatan, pariwisata pendidikan, pariwisata olahraga," ungkap Koster.
Karena itu, target mahasiswa dari kampus teknologi yang akan dibangun oleh MIT dan Tsinghua University bukan berasal dari Bali. Meski demikian, warga Bali tetap bisa berkuliah di tempat tersebut.
"Jadi target marketnya bukan kita di sini. Tapi kalau ada orang kita (di Bali) yang punya kemampuan dulunya melanjutkan kuliah ke Amerika atau ke negara mana yang bermutu, khusus di bidang teknologi, yang tadinya ke luar negeri, sekarang enggak perlu, ada di sini," terang Koster.
Meski telah memberikan izin, Koster tak membeberkan kapan kampus tersebut mulai dibangun dan siap untuk menerima mahasiswa. Ia hanya berharap pembangunan kampus tersebut dapat memacu kualitas pendidikan di Pulau Dewata.
"Saya kira ini akan menjadi data tarik orang luar Bali datang ke Bali mengikuti kuliah, itu kan devisa buat kita. Ini bagus untuk memacu pendidikan kita di Bali semakin berkualitas," ujar Koster. [JP]