WahanaNews.co.id | Setelah hampir sebulan vakum karena perang di Ukraina, bursa saham Moskow telah dibuka lagi. Meski begitu, hanya obligasi yang diterbitkan pemerintah Rusia yang dapat diperdagangkan sebagai bagian dari pembukaan pasar secara bertahap.
Juru Bicara Bursa Moskow, Andrei Braginsky berharap perdagangan saham dapat segera dimulai kembali. Sebelumnya perdagangan ditutup beberapa jam setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengirim ribuan tentara ke Ukraina pada 24 Februari.
Baca Juga:
Apple Menutup Bursa Pada Angka yang Menakjubkan
"Secara teknis semuanya sudah siap dan kami berharap ini akan dilanjutkan dalam waktu dekat," kata Braginsky dilansir detikcom dari BBC, Selasa (22/3/2022).
Pasar dibuka kembali pada Senin (21/3) pukul 10:00 GMT hanya untuk obligasi pemerintah tenor 10 tahun yang dikenal dengan nama OFZ.
Dalam perdagangan pra-pasar, imbal hasil (yield) obligasi pemerintah tersebut melonjak jadi 19,7%. Itu adalah angka tertinggi sepanjang masa, meski telah menetap menjadi sekitar 13% setelah perdagangan dimulai.
Baca Juga:
Pendiri Evergrande Kehilangan Harta Sebesar Rp.603,5 Triliun
Gubernur Bank Sentral Elvira Nabiullina mengatakan bahwa bank akan mempertahankan suku bunga utamanya pada 20% dan akan membeli obligasi pemerintah untuk membatasi volatilitas.
Sementara itu, harga minyak melonjak lebih dari US$ 3 pada Senin (21/3), dengan minyak mentah Brent naik di atas US$ 111 per barel. Harga bergerak lebih tinggi setelah laporan bahwa Uni Eropa (UE) sedang mempertimbangkan apakah akan bergabung dengan Amerika Serikat (AS) dalam memberlakukan embargo minyak terhadap Rusia.
Komisi Eropa mengatakan awal bulan ini ingin membuat Eropa mandiri dari bahan bakar fosil Rusia jauh sebelum 2030. Invasi ke Ukraina dan sanksi yang dijatuhkan oleh pemerintah barat, berdampak pada ekonomi Rusia. [JP]