WahanaNews.co.id | Kutub Selatan atau biasa disebut Antartika pernah menjadi rumah sementara bagi para penjelajah dan ilmuwan. Kini pariwisata di Antartika sudah berkembang dalam beberapa dekade terakhir.
Berada di ujung dunia, benua ini punya daya tarik tersendiri untuk dijelajahi. Sudah ada perjalanan wisata ke sana, tiap tahun paket liburannya makin mahal.
Baca Juga:
Keajaiban Gunung Antartika: Debu Panas Bercampur Emas 80 Gram
Dihiasi dengan lantai kayu, tempat tidur kayu dan bahkan sofa kulit di ruang makan, akomodasi Wolf's Fang lebih mirip wisma liburan ketimbang pos terpencil di Antartika.
Dengan sekitar $68,000, atau lebih dari Rp 680 juta,wisatawan dapat terbang ke dan menghabiskan enam hari di perkemahan kutub yang mewah termasuk mengikuti kegiatan seperti 'hiking' dan ski.
Pengunjung yang mau menghabiskan lebih banyak uang juga bisa terbang mengitari benua itu, bertemu dengan penguin atau mengunjungi Kutub Selatan.
Baca Juga:
Tertahan 37 Tahun di Dasar Laut, Gunung Es Terbesar di Dunia Akhirnya Bergerak
Wolf's Fang dan kamp lain, Whereaway, dijalankan oleh agen tur White Desert, yang menerbangkan turis dari Cape Town, Afrika Selatan, ke daerah Antartika yang disebut Queen Maud Land.
Mereka membawa maksimal 12 tamu dalam satu kali perjalanan. Tapi dengan jumlah tamu yang begitu sedikit, tetap saja biaya logistik untuk setiap perjalanan sangat besar dan mahal.
"Bagi kami, harga sekaleng Coca Cola sekitar $53 (lebih dari Rp 500 ribu) begitu tiba di Antartika," kata Mindy Roberts, kepala pemasaran White Desert, yang baru saja kembali dari kunjungan ke salah satu kamp dilansir dari detikcom.
"Jadi biaya perjalanan kita tinggi."
Menurut Asosiasi Internasional Operator Tur Antartika (IAATO), 74.401 pengunjung melakukan perjalanan ke Antartika dengan operator anggota IAATO selama musim 2019-2020.
Jumlah ini naik dibandingkan dengan 56.168 pengunjung tahun sebelumnya. Hanya ada 731 pengunjung yang bepergian melalui udara.
Sebagian besar wisatawan Antartika berkunjung melalui laut, sering kali dengan kapal pesiar ekspedisi yang berhenti sejenak di Semenanjung Antartika, sebelah selatan Chili. (JP)