WahanaNews.co.id | SpaceX terus menambah jumlah konstelasi satelit Starlink untuk memancarkan internet dari luar angkasa ke Bumi. Akan tetapi kritik terus berdatangan terkait aktivitas tersebut, terbaru adalah dalam soal pemantauan asteroid.
Astronom memperingatkan bahwa satelit Starlink bisa mengganggu kemampuan mereka dalam mendeteksi asteroid yang mengarah ke Bumi. Hal ini dipandang mengkhawatirkan jika suatu saat ada asteroid berbahaya yang tidak dapat terdeteksi gegara statelit Starlink.
Baca Juga:
Lebih Horor Dibanding Ramalan Baba Vanga, Ini Prediksi NASA di Tahun 2024
Dalam studi baru yang dipublikasikan di The Astrophysical Journal Letters, astronom mendapati kumpulan 5.301 satelit yang banyak di antaranya adalah satelit Starlink. Observasi dilakukan dengan kamera super lebar Zwicky Transient Facility (ZTF).
Nah, mayoritas dari satelit itu muncul dalam observasi pada waktu senja, periode krusial dalam melacak asteroid yang berpotensi berbahaya yang datang dari arah Matahari. Untungnya untuk saat ini, risikonya masih terbilang kecil.
"Ada peluang kecil bahwa kita akan gagal mendeteksi asteroid atau peristiwa lain di balik kumpulan satelit itu, namun dibandingkan dampak dari cuaca, misalnya langit berawan, efeknya masih rendah," kata Tom Prince, profesor fisikia di Caltech University.
Baca Juga:
NASA Tangkap Sinyal Laser Pada Jarak 16 Juta Km dari Bumi
Sebelumnya, Samantha Lawler selaku asisten profesor astronomi di University of Regina menyatakan bahwa sekitar 1 dari 15 sinar di antariksa adalah satelit dan bukannya bintang. Hal ini berpotensi mengganggu riset para ilmuwan karena terjadi kebingungan.
"Hal ini akan merusak riset astronomi dan benar-benar akan mengubah langit malam di seluruh dunia," demikian kata dia, seperti dikutip detikcom dari Futurism.
Meskipun Starlink dan para pesaingnya memang menghadirkan manfaat untuk menyediakan akses internet ke banyak area di dunia, perlu ditegakkan aturan untuk meminimalisir satelit yang tampak di luar angkasa.