WahanaNews.co.id | Spanyol mengusir 25 orang diplomat Rusia dan staf kedutaan gara-gara invasi Rusia ke Ukraina. Hal tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri Spanyol menyusul langkah serupa oleh negara-negara Eropa lainnya.
"Gambar-gambar tak tertahankan yang kami lihat tentang pembantaian warga sipil di Kota Bucha setelah penarikan tentara Rusia sangat membuat kami marah," kata Menteri Luar Negeri Spanyol Jose Manuel Albares seperti dilansir detikcom dari AFP, Selasa (5/4/2022).
Baca Juga:
Akui Palestina Merdeka, Bendera Spanyol, Norwegia, dan Irlandia Berkibar di Tepi Barat
"Kami telah memutuskan untuk mengusir diplomat dan staf Rusia dari kedutaan Rusia di Spanyol yang merupakan ancaman bagi kepentingan dan keamanan negara kami," tambahnya setelah rapat kabinet mingguan.
Dia mengatakan ada 25 orang yang akan diusir. Namun. Duta Besar Rusia untuk Spanyol tidak termasuk dalam daftar tersebut dengan pertimbangan kesempatan berdialog untuk menyelesaikan konflik.
"Kami ingin mempertahankan duta besar (Rusia) dan duta besar kami di Moskow karena kami tidak kehilangan harapan bahwa perang (Presiden Rusia Vladimir) Putin akan berakhir," kata Albares.
Baca Juga:
Menhan Spanyol: Perang di Gaza Palestina Adalah Genosida, Harus Segera Dihentikan
Gambar mayat tergeletak di jalan-jalan di kota Bucha, beberapa dengan tangan terikat di belakang mereka, beredar setelah penarikan pasukan Rusia. Gambar-gambar itu memicu kecaman internasional terhadap Rusia dan Uni Eropa sedang mempertimbangkan sanksi tambahan.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuduh pasukan Rusia berada di balik pembunuhan itu, tetapi Kremlin membantah bertanggung jawab dan menyatakan gambar mayat adalah 'palsu.
Italia, Swedia dan Denmark telah mengumumkan pengusiran serupa sebelumnya pada hari Selasa.
Pada hari Senin, Prancis mengusir 35 diplomat Rusia dan Jerman mengumumkan telah mengusir 'sejumlah besar' utusan Rusia. [JP]