WahanaNews.co.id | Superyacht melaju di lautan mungkin terdengar biasa saja. Namun, bagaimana bila kita membuat superyacht yang bisa melaju di air namun juga kencang di udara?
Pemikiran inilah yang akan diwujudkan oleh perusahaan desain yang berbasis di Roma, Lazzarini Design Studio. Mereka memimpikan sebuah konsep baru bernama air yacht alias yacht udara. Yacht dengan kemampuan untuk 'berlayar di angkasa' dan mampu mengarungi lautan.
Baca Juga:
Investor Siap Masuk, Anindya Bakrie: Target Investasi Rp 1.900 Triliun di Depan Mata
Dilansir detikcom dari CNN, Senin (31/1/2022) air yacht memiliki desain futuristik. Sekilas, desain itu terkesan 'aneh'.
Kapal super itu dibangun dari serat karbon, dilengkapi dengan dua balon udara yang diisi dengan helium terkompresidan memungkinkannya terbang dengan kecepatan 60 knot selama lebih dari 48 jam "tanpa emisi.
Selain kemampuan terbangnya, air yacht juga dirancang untuk berlayar di atas air dengan perkiraan kecepatan lima knot berkat rongga yang mereka sebut "ruang bawah tanah tiup". Nantinya, ruang ini terisi udara saat mendekati air, sehingga memungkinkan kendaraan untuk mengapung.
Baca Juga:
WNA China Tersangka Kasus Judi Online Nyamar Jadi Investor di Indonesia
"Air yacht didorong ke bawah dari putaran mesin dan dapat berdiri di air melalui depresurisasi sistem jangkar helium dan pemberat," begitulah keterangan dari Lazzarini.
Kapal ini membawa balon udara yang mampu membawa volume 400.000 meter kubik helium yang digerakkan oleh delapan motor berputar berlawanan yang ditenagai oleh baterai ultralight dan panel surya.
Selain menjaga kapal di udara dan di atas air, struktur kapal ini sanggup membawa 10 penumpang. Kedua balon udara ini terhubung ke lambung pusat melalui empat jembatan terpisah yang dapat dilalui penumpang untuk berpindah di antara area yang berbeda di atas kapal.
Untuk master suite berbasis di lambung utama, yang berukuran sekitar 78 meter. Di sana juga ada ruang tamu yang luas dengan ruang makan dan kolam renang.
Studio ini mengklaim bahwa rancangan mereka sebagai gambaran transportasi terbang berkelanjutan dan diarahkan untuk menjadi milik pribadi, bukan untuk transportasi umum atau tujuan wisata.
Namun, setiap pembeli potensial harus memiliki kantong 'yang sangat dalam'. Harganya diperkirakan amat fantastis, sekitar USD 621 juta (Rp 8,9 triliun).
Jika ada pembeli atau investor, Lazzarini menargetkan akan membangun kapal super duper ini dan mengumpulkan helium dalam waktu lima tahun. [JP]