WahanaNews.co.id | Kemajuan teknologi mendekatkan masyarakat ke berbagai platform investasi. Sayangnya tidak semua platform bisa dipercaya, lantaran lebih ke lekat dengan judi ketimbang perdagangan investasi.
"Dalam trading, barang yang diperdagangkan ada objek, kalau kita beli saham kita jadi pemilik dari entitas perusahaan yang kita beli sahamnya, kalau kita beli surat berharga atau efek kita jadi kreditur di sana. Melansir detikcom dalam trading itu harus ada objeknya, baik dalam kepemilikan kita saat ini atau ke depan. Oleh karena itu kalau kita bicara binary ini, objeknya apa? yaitu itu tadi tebak," ujar Ketua Satgas Waspada Investasi, Kamis (10/2/2022).
Baca Juga:
Dengan Fundamental Ekonomi yang Kuat, Menko Airlangga Yakinkan Investor Global: If You Want to Grow, then Grow with Indonesia
"Jadi ini bukan trading bukan investasi, karena ini lebih cenderung kepada tebak-tebakan kita mempertaruhkan sejumlah uang tinggal nunggu," sambung Tongam.
Tongam mengatakan terjadinya fenomena binary option karena minimnya literasi masyarakat tentang perdagangan berjangka atau investasi. Alhasil mereka yang terpengaruh ikut-ikutan karena Fear of Missing Out (FOMO-red).
"Ada sesuatu yang mereka tidak tahu tapi diikuti. Dan masalah di kita yang korban itu orang yang tidak punya uang, ingin investasi untuk naikkan uang tapi tidak dapat apa-apa. Perlu kita ketahui di binomo ini tidak ada transparansi," paparnya.
Baca Juga:
Kasus Investasi Fiktif Taspen, KPK Panggil Antonius Kosasih
Sementara Profesional trader Ryan Filbert menjelaskan letak perbedaan trading investasi dengan binary option. Salah satunya adanya pengaruh pasar terhadap pergerakan harga.
"Jadi sangat berbeda sekali dengan pasar yang keluarnya memang tebak-tebakan seperti binary option dengan pasar saham, saham itu ada langkah selanjutnya atas tindakan kita menyebabkan pengaruhi pasar, tapi judi apapun yang kita pilih tidak mengubah harga," kata Ryan.
Ryan mengungkapkan kesalahan fatal yang dilakukan platform dengan sistem binary option. Berdasarkan pengalamannya mencoba akses, ketika masuk tertulis invest dan trading platform.
"Jadi dari awal sudah memberikan statement yang membohongi, karena di Eropa sendiri sudah masuk komisi perjudian, habis itu di blacklist karena banyak penyalahgunaan dan kebohongan, jadi platform ini dari awal, sudah menyasar orang tidak mengerti seolah-olah sedang berinvestasi, seolah-olah sedang berdagang," pungkasnya. [JP]