WahanaNews.co.id | Apple memulai 2022 dengan manis lewat laporan keuangan fiskal Q1 2022-nya. Dalam laporan tersebut terungkap pemasukan mereka antara Oktober - Desember 2021 yang mencatatkan rekor.
Melansir detikcom, dalam periode tersebut Apple mencatatkan pemasukan sebesar USD 123,9 miliar, jauh lebih tinggi dibanding perkiraan Wall Street yang hanya USD 118,66 miliar, dan 11% lebih tinggi dibanding pemasukan mereka pada periode yang sama setahun sebelumnya, yaitu USD 111,4 miliar.
Baca Juga:
Berkshire Hathaway Jual Saham Apple Senilai Rp1.225 Triliun, Milik Warren Buffett
Dari USD 123,9 miliar itu, USD 76,63 miliar-nya berasal dari penjualan iPhone, yang lagi-lagi lebih tinggi dari perkiraan Wall Street yang hanya USD 68,34 miliar. Pada periode yang sama setahun sebelumnya Apple mencatatkan penjualan iPhone senilai USD 65,60 miliar, alias naik 9% year over year.
Pada 2021 lalu Apple merilis iPhone 13 Pro, yang punya beberapa peningkatan signifikan dibanding pendahulunya. Yaitu layar 120Hz ProMotion, sensor kamera jauh lebih besar, baterai yang juga lebih besar. Ini juga menjadi iPhone generasi ke-2 yang dilengkapi konektivitas 5G (yang di Indonesia masih dikunci).
Namun kesuksesan Apple di iPhone itu tak diikuti pada penjualan iPad, yang pemasukannya menurun dari USD 8,44 miliar di Q1 2021 menjadi USD 7,44 miliar. Di sektor ini juga Apple tak bisa memenuhi ekspektasi Wall Street, yang memperkirakan pemasukan dari iPad bakal mencapai USD 8,18 miliar.
Baca Juga:
Apple Akan Perkenalkan Apple Intelligence di WWDC 2024
Untungnya pemasukan dari sektor Wearables, Home and Accessories naik dari USD 12,97 miliar menjadi UDS 14,70 miliar, alias naik sebesar 13,34% year over year. Di sektor ini, perangkat jagoan Apple tentu adalah Apple Watch dan AirPods.
Peningkatan pemasukan terbesar berasal dari sektor Apple Services, yang berisi berbagai produk digital Apple seperti App Store, Apple Pay, Apple Music, Apple TV+, Apple Care+, Apple News dan lainnya.
Pemasukan dari sektor ini naik 24% dari USD 15,75 miliar menjadi USD 19,52 miliar, jauh lebih tinggi dari perkiraan Wall Street yang memperkirakan pemasukan dari sektor ini hanya USD 18,61 miliar.
Peningkatan penjualan juga terjadi di hampir semua negara, kecuali Jepang. Pertumbuhan pemasukan terbesar terjadi China, di mana pemasukannya naik dari USD 21,31 miliar pada 2021 menjadi USD 25,78 miliar. [JP]