WahanaNews.co.id | Dinilai sudah tidak efisien dan memberatkan keseimbangan BUMN, sebanyak 70 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ditutup.
Menteri BUMN Erick Thohir menyebutkan, jika penutupan akan terus dilakukan. Supaya tercipta BUMN yang efisien dan bisa menghasilkan.
Baca Juga:
Wacana Bakal Maju di Pilpres 2024, Erick Thohir: Nyalon Enggak Ada yang Dukung, Buat Apa?
"Kita sekarang terus menutup BUMN BUMN yang nggak efisien. Kita sudah tutup 70 BUMN ya dan kita akan terus lakukan," ujar Erick.
Memang BUMN harus menjalankan model dan skema bisnis yang baik. Saat ini sudah mulai terlihat hasil efisiensi yaitu laba BUMN sudah tercatat naik signifikan.
"Bisa dilihat hasilnya sekarang? untuk laba Rp 13 triliun 2020, hari ini kuartal III 2021 Rp 61 triliun. Artinya efisiensi dan transformasi, perubahan bisnis model terbukti berjalan dengan baik," tutur dia.
Baca Juga:
Kementerian BUMN Buka Suara Soal Ada Joki di Tes Rekrutmen
Erick mengatakan walaupun efisiensi, tak ada pengurangan pegawai. "Kita terus lakukan (efisiensi) tapi tidak mengurangi tenaga kerja, kita konsolidasikan pegawainya ya," terang Erick melansir detikcom.
Menurut Erick Thohir memang saat ini mau tidak mau perubahan besar harus terjadi di BUMN. Mulai dari usia pegawai yang di bawah 35 tahun terus direkrut untuk memenuhi target jumlah anak muda di lingkungan BUMN.
Namun Erick juga menyebut para senior yang sudah ada di BUMN akan tetap dijaga hingga memasuki masa pensiun. Namun jika ada BUMN yang tidak beroperasi sejak 2008 ya BUMN-nya harus ditutup karena justru akan menimbulkan pemborosan.
Dia mencontohkan di industri perbankan saat ini sudah menganut efisiensi. Pasalnya dengan digitalisasi para bank memangkas jumlah kantor cabang.
"Di bank yang tadinya dalam satu daerah ada 3 kantor sekarang dijadikan satu, tidak ada lay off tapi ditambahkan job desk-nya yang tadinya di kantor, sekarang harus keluar sebagai sales untuk mengejar pertumbuhan," jelas dia. (JP)