WahanaNews.co.id | Lembaga survei Indikator Politik Indonesia (IPI) merilis hasil survei soal tingkat kepercayaan publik terhadap institusi-institusi demokrasi.
Survei itu menunjukkan institusi demokrasi yang paling krusial, seperti partai politik, DPR, DPD, dan MPR, justru mendapat kepercayaan publik relatif rendah dibanding institusi demokrasi lainnya.
Baca Juga:
Hasil Survei Indikator Pilgub Sulteng: Ahmad Ali 15,7%, Anwar Hafid 7,5%, Rusdy 4%
Survei Indikator digelar pada 11-21 Februari 2022. Total responden survei tersebut berjumlah 1.200 orang dari seluruh provinsi di Indonesia secara proporsional.
Proses wawancara dilakukan secara tatap muka menggunakan metode stratified multistage random sampling. Adapun margin of error survei ini +- 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi menyebut rendahnya tingkat kepercayaan publik terhadap partai politik, DPR, DPD, dan MPR sebagai kabar buruk situasi demokrasi hari ini. Menurutnya, di dalam demokrasi, partai politik diharapkan mampu menyuarakan aspirasi publik.
Baca Juga:
Elektabilitas Anies Masih Terbawah, Pengamat: PKS Sulit Diterka
"Kalau kita lihat data di sini, ada kabar baik dan yang kurang baik. Kabar yang kurang baiknya adalah institusi demokrasi yang paling krusial, seperti partai politik, DPR, DPD, MPR, itu tingkat trust-nya relatif lebih rendah dibanding institusi demokrasi yang lain. Bahkan, dibandingkan institusi yang lain, partai politik tingkat trust-nya paling rendah," kata Burhanuddin Muhtadi dalam paparannya pada rilis survei secara virtual, dilansir detikcom Minggu (3/4/2022).
"Memang partai politik mekanisme demokratik yang paling krusial karena di dalam demokrasi, partai politik diharapkan untuk menyuarakan aspirasi publik," imbuhnya.
Dia mengulas tingkat kepercayaan publik terhadap partai politik yang relatif tinggi pada masa awal reformasi. Namun, lanjutnya, kepercayaan itu berangsur menurun selama kurun beberapa tahun terakhir.
"Terus terang jika dibandingkan dengan awal reformasi tingkat kepercayaan publik saat itu relatif tinggi, tapi belakangan kan turun. Ini bukan hal baru, bukan temuan yang baru," sebutnya.
"Beberapa tahun terakhir kita sudah temukan. Ada masalah serius di partai politik," sambungnya.
Burhanuddin menilai tingkat kepercayaan publik terhadap institusi demokrasi tersebut relatif rendah lantaran dilatarbelakangi sejumlah faktor. Salah satunya terkait kasus korupsi yang kerap melibatkan politikus.
"Kalau parpol atau DPR kan seringkali diberitakan, tidak semuanya, ada beberapa elite partai yang tersangkut korupsi terus kemudian publik melakukan semacam generalisasi, karena terlalu banyak kasus korupsi yang melibatkan elite partai. Tentu saja itu membuat memori publik menjadi kurang positif terhadap partai politik," kata dia.
Lantas, dia mendorong tren penurunan kepercayaan tersebut menjadi acuan para politikus melakukan introspeksi. "Ini yang menurut saya harus jadi introspeksi buat partai politik. Buat DPR, buat DPD, karena bagaimanapun wajah demokrasi kita itu mereka," katanya.
Dalam hasil survei tersebut, tingkat kepercayaan publik terhadap partai politik sebesar 54,2 persen. Sementara DPR sebesar 61,2 persen dan DPD sebesar 64,7 persen.
Berikut ini hasil survei kepercayaan publik terhadap institusi demokrasi menurut Indikator Politik dirilis, Minggu (3/4):
TNI 92,7%
Presiden 85,1%
Mahkamah Agung (MA) 79%
Mahkamah Konstitusi (MK) 78%
Polri 75,2%
Pengadilan 74%
KPK 73,8%
Kejaksaan 73,8%
MPR 67%
DPD 64,7%
DPR 61,2%
Partai Politik 54,2%. [JP]