WahanaNews.co.id | PT Len Industri (Persero) memastikan Operation Control Centre (OCC) LRT Jabodebek siap digunakan untuk uji coba, seiring target operasional LRT Jabodebek pada akhir September 2022 nanti dari target sebelumnya Agustus 2022.
Pusat operasi dan kontrol ini menggunakan perangkat canggih untuk mendukung sistem operasi dan persinyalan LRT Jabodebek secara maksimal.
Baca Juga:
KAI Respon Sejumlah Gangguan Dalam Operasional LRT Jabodebek
Direktur Strategi Bisnis & Portofolio PT Len Industri (Persero) Linus Andor Mulana Sijabat mengatakan, PT Len Industri sejak awal terlibat dalam pembangunan pusat operasi dan kontrol di Depo LRT Jabodebek di Jatimulya, Bekasi. OCC ini berfungsi sebagai monitoring sistem persinyalan, power system, dan pusat telekomunikasi berbasis CCTV.
"Kami bertanggung jawab terhadap design engineering hingga instalasi jaringan dan semua perangkat OCC LRT Jabodebek. Juga terminasi ER (Equipment Room) ke perangkat persinyalan outdoor. Saat ini, progresnya telah mencapai 98 persen dan dalam tahapan pengetesan integrasi," jelas Linus, Jumat (11/3/2022).
Menurut dia, OCC tersebut memiliki peran vital dalam mendukung operasi LRT Jabodebek.
Baca Juga:
Berikut Tarif LRT Jabodetabek: Termahal Rp 27.400, Disubsidi hingga Rp 6.500/Penumpang
Sistem hardware dan software yang digunakan adalah teknologi canggih yang memenuhi kualifikasi standar keselamatan internasional. Apalagi, LRT Jabodebek nantinya akan beroperasi secara driverless atau tanpa pengemudi.
OCC LRT Jabodebek terdiri atas bagian kontrol dan monitoring untuk persinyalan, power system, dan CCTV terpusat dengan sistem telekomunikasi yang menghubungkan seluruh stasiun LRT.
Pada layar video-wall OCC, bagian kanan atas adalah kontrol persinyalan. Layar ini berfungsi untuk memantau persinyalan di dalam kereta dan semua track lintasan serta depo LRT Jabodebek.
Sementara bagian layar kanan bawah adalah bagian SCADA yang berfungsi untuk monitoring power system di semua lintasan dan depo LRT Jabodebek. Terakhir, layar bagian kiri untuk kontrol telekomunikasi, monitoring CCTV di semua stasiun dan depo LRT Jabodebek.
Saat ini juga sedang berlangsung pelatihan Automatic Train System (ATS) yang diberikan Len dan Siemens kepada operator, dari tanggal 9 Maret hingga 18 Maret 2022. Training dilaksanakan agar mereka dapat mengetahui bagaimana sistem persinyalan kereta driverless bekerja/beroperasi.
Menurut dia, keterlibatan PT Len Industri (Persero) pada proyek LRT Jabodebek merupakan perwujudan dari konsep dual-use technology (pertahanan dan non pertahanan) seiring dengan posisi Len sekarang sebagai induk Holding BUMN Industri Pertahanan Defend ID.
"Persinyalan LRT Jabodebek ini menggunakan Train Guard MT Signalling System dari Siemens. Kemudian kami bertanggung jawab melakukan pemasangan seluruh perangkat persinyalannya dan juga sistem Platform Screen Doors (PSD). Kami juga menyuplai produk dan perangkat seperti power supply system untuk persinyalan, sistem pengkabelan indoor dan outdoor persinyalan, perangkat emergency train stop, dan perangkat luar persinyalan lainnya, " beber dia.
Lebih lanjut Linus Andor menjelaskan, tak hanya OCC Depo LRT Jabodebek yang siap digunakan, PT Len Industri juga telah 100 persen menyelesaikan pemasangan sistem persinyalan LRT Jabodebek.
Meliputi perangkat persinyalan di semua jalur utama untuk lintas 1 Cibubur-Cawang; lintas 2 Cawang-Dukuh Atas; dan lintas 3 Cawang-Jatimulya. Len juga menggarap perangkat persinyalan di 31 kereta LRT Jabodebek.
Setelah semua perangkat persinyalan selesai diintegrasikan dan terhubung dengan kereta, lintasan dan depo, perangkat akan dilakukan serangkaian uji penggunaan. Meliputi tes Site Acceptance Test (SAT), Trial Running, Site Integration Test (SIT), dan lainnya.
LRT Jabodebek ditargetkan mulai beroperasi secara driverless atau otomatis tanpa masinis di tiga jalur utama pada September 2022. Namun, pengoperasian LRT driverless secara penuh baru akan dilakukan pada Desember 2022, karena masih ada beberapa di depo yang manual.
Pada kondisi normal, LRT Jabodebek mampu mengangkut 740 orang penumpang. Sedangkan pada kondisi padat bisa mencapai 1.308 penumpang.
Setiap rangkaian LRT memiliki konfigurasi 174 duduk dengan space penumpang berdiri sebanyak 566 orang. Total ada 31 rangkaian kereta dengan 186 unit gerbong. Kereta dengan sumber listrik ini diharapkan menjadi jawaban atas tingginya mobilitas warga Jabodebek. [JP]