WahanaNews.co.id | Pemilik Toko Fajar Moria, Kabupaten Sikka, yang menjual bahan bangunan, mengalami modus penipuan dari orang tak dikenal yang mengaku sebagai pembeli, dan telah membayar lebih dari transferan melalui rekening pribadi.
Modus penipuan ini yakni mengaku kelebihan jumlah uang yang “berhasil” ditransfer.
Baca Juga:
Drama Berlian Sintetik: Penyanyi Reza Artamevia Terseret Kasus Dugaan TPPU
Selisih kelebihan jumlah nominal tersebut bahkan sangat jauh dari nominal yang seharusnya diberikan ke penerima.
Hal ini berawal dari salah seseorang pembeli yang mengaku ingin membeli bahan bangunan berupa semen di Toko Fajar Moria dengan modus meminta nomor rekening pemilik toko untuk mentransferkan sejumlah uang untuk membeli semen.
"Kejadian ini tadi pagi, Senin (4/10) ada Whatshap ke anak saya. Dia nanya apa benar ini Toko Fajar yang jual bangunan? Semen harga berapa? Anak saya jawab harga per sak Rp 45 Ribu. Terus dia bilang, beli 100 sak tapi semen besok baru ambil. Tapi uangnya ditransfer hari ini," tutur Hormidas Lomi pemilik Toko Fajar Moria kepada florespedia, Senin (4/10) sore.
Baca Juga:
Buronan Kasus Pencabulan di Madina Ditangkap, Terancam Hukuman 20 Tahun Penjara
Pelaku kemudian mengirim bukti transferannya kepada pemilik Toko Fajar Moria terkait pembelian 100 sak semen tersebut, namun ia sengaja transfer Rp 6 juta. Yang seharusnya Rp 4,5 juta.
"Anak saya bilang, pak kok ini Rp 6 juta? lalu iya jawab oh ya istri saya yang transfer tadi, jadi mungkin ada yang salah Jadi ada lebih ya? Jawab pelaku melalui pesan Whatshap," ujar Lomi.
Hormidas Lomi mengaku, saat itu anaknya tidak menaruh curiga terhadap pelaku. Anaknya bilang ada lebih, tapi ia belum cek, apakah transferan sudah masuk atau belum. Setelah di cek ternyata transferannya tidak masuk sama sekali.
"Anak saya tidak menaruh kecurigaan kalau dia mau tipu. Anak saya bilang ada lebih, tapi tunggu saya cek dulu sudah masuk apa belum transferannya. Ternyata di cek transferannya sama sekali tidak ada yang masuk," ungkap Hormidas Lomi.
Setelah di cek bukti transferan kata Hormidas Lomi, ternyata editan Rp 6 juta. Sebelumnya, pelaku meminta pemilik toko untuk mengembalikan kelebihan uang sebesar Rp 1,5 juta. Sementara semen diambil besok harinya oleh pelaku.
"Tapi bukti transferan ini editan yang 6 juta. Dia bilang ada kelebihan transfer, jadi targetnya dia maunya anak saya transfer balik Rp 1,5 juta dan semen besok baru dia ambil. Dia pikir kita tidak teliti, terus tidak mengerti dengan melihat bukti transferan. Berarti oh dia sudah transfer jadi ada lebih kita transfer balik tanpa mengecek kembali," kata Hormidas Lomi.
Dikatakannya, untuk mencari tahu kebenaran, anaknya mengecek bukti transferan. Dan ia pun mengingatkan anaknya, kalau itu adalah modus penipuan.
Hormidas Lomi pun meminta anaknya untuk menghubungi pelaku dan menyuruh pelaku mengambil uang lebih transferan di Toko Fajar Moria sekalian pada saat pengambilan semen.
"Kamu ini aja WA ke dia (pelaku) bilang pak ke toko aja ambil kelebihan uang Rp 1,5 juta. Kalau memang mau ambil uangnya, sekalian bawa mobil ambil semennya. Jadi saya sengaja dia datang supaya saya ke toko tangkap dia," ungkapnya.
Dikatakan Hormidas Lomi, memang si pelaku sengaja mengirim lebih supaya kalau anak tidak mengerti, pasti transfer balik uang lebih Rp.1,5 juta, dan semen mungkin saja dia tidak datang ambil, karena sudah dapat uang Rp.1,5 juta.
Menurutnya, target penipuannya adalah uang kelebihan transfer bayar, seandainya kita tidak mengecek saldo dana masuk maka langsung percaya saja dengan bukti transfer ini.
"Jadi sangat riskan kalau toko yang jaga orang tua dan tidak punya sms banking. Tidak semua toko di Geliting yang menggunakan sms banking atau E-banking, sehingga bisa lihat notifikasi dana masuk dan keluar," ujarnya.
Dirinya mengingatkan, agar para pelaku usaha di Kabupaten Sikka bisa lebih hati-hati dengan modus penipuan yang ada, agar tidak terjerat masalah. [gab]