WahanaNews.co.id | Amerika Serikat (AS) dan sekutu-sekutunya menjatuhkan rentetan sanksi terbaru untuk Rusia terkait invasinya ke Ukraina. Sanksi-sanksi baru tersebut menargetkan belasan perusahaan pertahanan Rusia, ratusan anggota parlemen Rusia dan kepala eksekutif dari bank terbesar Rusia.
Seperti dilansir detikcom dari Reuters, Jumat (25/3/2022), Departemen Keuangan AS juga merilis panduan pada situsnya yang memperingatkan bahwa transaksi emas yang melibatkan Rusia mungkin dikenai sanksi oleh otoritas AS -- langkah yang bertujuan menghentikan Rusia menghindari sanksi-sanksi yang sudah ada.
Baca Juga:
Donald Trump Tunjuk Elon Musk Pimpin Departemen Efisiensi Pemerintah di Kabinetnya
"Tujuan kami di sini adalah secara metodis menghilangkan keuntungan dan hak istimewa yang pernah dinikmati Rusia sebagai partisipan dalam tatanan ekonomi internasional," tutur seorang pejabat senior pemerintahan AS, yang enggan disebut namanya.
Sejak Rusia melancarkan invasi ke Ukraina pada 24 Februari lalu, AS dan sekutu-sekutunya telah menjatuhkan rentetan sanksi dalam beberapa tahap, termasuk menargetkan peminjam terbesar Rusia dan Presiden Vladimir Putin.
Rusia menyebut aksi militernya sebagai 'operasi khusus' untuk melucuti persenjataan dan 'mende-Nazifikasi' Ukraina.
Baca Juga:
Donald Trump Mulai Umumkan Nominasi Anggota Kabinet, Ini Daftarnya
Disebutkan Departemen Keuangan AS bahwa sanksi-sanksi terbaru itu menargetkan lebih dari 40 perusahaan pertahanan, termasuk Korps Rudal Taktis yang dikelola pemerintah Rusia dan 28 perusahaan terkait korps tersebut. Direktur Jenderal dari korps itu juga dikenai sanksi.
Departemen Keuangan AS menyebut tindakan ini selaras dengan langkah-langkah serupa yang diambil Uni Eropa, Inggris dan Kanada.
Dalam pernyataannya, Departemen Keuangan AS juga menyatakan para konglomerat Rusia -- yang telah dijatuhi sanksi oleh Inggris yang memproduksi sistem dan senjata Angkatan Laut yang digunakan Rusia terhadap Ukraina, termasuk Kh-31 rudal berkecepatan tinggi yang dikerahkan secara ekstensif di Ukraina.
Perusahaan-perusahaan lainnya dalam daftar sanksi terbaru itu mencakup produsen amunisi untuk militer Rusia, warga sipil, dan helikopter militer Rusia, juga drone-drone, yang menurut Departemen Keuangan AS, awalnya dirancang untuk pengawasan namun 'dialihkan penggunaannya' dan digunakan menyerang Ukraina.
Tidak hanya itu, Departemen Keuangan AS juga menjatuhkan sanksi terhadap 328 anggota Duma, parlemen Rusia, dan kepada Herman Gref selaku kepala Sberbank, peminjam terbesar Rusia, yang diyakini oleh Departemen Keuangan AS sebagai rekan dekat Putin.
Dalam pernyataan terpisah, Gedung Putih menyebut penjatuhan sanksi terbaru juga menargetkan 17 anggota dewan Sovcombank dan Gennady Timchenko sekutu lama Putin beserta perusahaan dan anggota keluarganya. [JP]