WahanaNews.co.id | Tim astronom badan antariksa Eropa (ESA) menemukan planet unik. Bentuknya tidak bulat seperti planet pada umumnya, melainkan bujur sangkar tak beraturan sehingga menyerupai kentang.
"Planet yang disebut WASP-103b ini, merupakan planet pertama yang ditemukan memiliki bentuk 'cacat' lebih seperti bola rugby daripada bola," kata ESA, seperti dikutip detikcom dari Washington Examiner.
Baca Juga:
Ilmuwan Takjub, Ada 3 Bulan Baru Mengorbit di Neptunus dan Uranus
Terletak di konstelasi Hercules, para peneliti mengatakan kekuatan pasang surut planet yang kuat, yang disebabkan oleh jarak dekat bintang induk, membengkokkannya keluar dari bentuk bola tradisional.
Meskipun pertama kali ditemukan pada tahun 2014, pengamatan baru-baru ini melalui misi teleskop Cheops ESA untuk mempelajari planet-planet di luar Tata Surya, mengkonfirmasi bentuknya yang seperti tergencet.
"Luar biasa bahwa Cheops benar-benar mampu mengungkapkan deformasi kecil ini," kata Jacques Laskar dari Paris Observatory, yang ikut menulis penelitian tersebut.
Baca Juga:
Astronom Temukan Peristiwa Langit Bukti Kelahiran Yesus Kristus
"Ini adalah pertama kalinya analisis semacam itu dilakukan, dan kami berharap pengamatan dalam interval waktu yang lebih lama akan memperkuat pengamatan ini, dan mengarah pada pengetahuan yang lebih baik tentang struktur internal planet," sambungnya.
Para astronom menggunakan teleskop Cheops untuk melihat bagaimana bintang meredup saat WASP-103b lewat di depannya, dan mengukur seberapa redupnya.
Perhitungan ini pada akhirnya mengungkapkan bentuk planet seperti kentang dan ukurannya hampir dua kali lipat Jupiter. Planet ini mengorbit bintang induknya dalam waktu kurang dari satu hari Bumi.
"Ketahanan suatu material untuk berubah bentuk tergantung pada komposisinya. Misalnya, di sini di Bumi, kita mengalami pasang surut karena Bulan dan Matahari, tapi kita hanya bisa melihat pasang surut di lautan. Bagian berbatu tidak banyak bergerak. Dengan mengukur seberapa besar deformasi planet ini, kita bisa memberitahu berapa banyak dari planet itu berbatu, gas, atau air," kata Susana Barros, penulis utama penelitian tersebut.
Para peneliti bermaksud mempelajari lebih jauh tentang planet ini dengan teleskop terbaru NASA James Webb yang bulan ini diluncurkan. [JP]