WahanaNews.co.id | Bank of Japan (BOJ) atau bank sentral di Jepang, memperkirakan akan ada kenaikan inflasi untuk tahun fiskal ini mendekati 2%, pada pertemuan kebijakan bulan ini.
Menurut tiga sumber yang ada, kenaikan perkiraan inflasi itu diakibatkan karena adanya inflasi komoditas global yang mendorong biaya energi dan makanan.
Baca Juga:
Gubernur Dedi Mulyadi: Bupati Indramayu Boleh Liburan, Asal Ikuti Aturan
"Inflasi konsumen dapat meningkat mendekati 2% tahun fiskal ini, tetapi sebagian besar disebabkan oleh kenaikan biaya bahan bakar dan makanan," kata salah satu sumber, dilansir detikcom dari Reuters, Jumat (15/4/2022).
Sumber tersebut juga mengungkapkan, bank sentral juga akan menekankan tekadnya untuk menjaga kebijakan moneter sangat longgar. Hal itu dilakukan guna mendukung pemulihan ekonomi.
Dalam proyeksi kuartalan baru yang akan dirilis pada pertemuan kebijakan 27-28 April mendatang, BOJ kemungkinan akan menaikkan perkiraan inflasi konsumen intinya.
Baca Juga:
Liburan ke Jepang, Lucky Hakim Siap Beri Penjelasan ke Dedi Mulyadi dan Mendagri
Perkiraan inflasi konsumen Itu dilakukan untuk tahun fiskal saat ini, hingga Maret 2023 menjadi di atas 1,5% dari perkiraan sebesar 1,1%, kata sumber tersebut.
Kenaikan biaya bahan baku yang disebabkan oleh perang Rusia dan Ukraina, juga telah merugikan perdagangan global dan konsumsi domestik. Sehingga, para Dewan di sana diperkirakan akan memangkas perkiraan pertumbuhan tahun fiskal ini.
Perkiraan BOJ yang dibuat pada bulan Januari lalu, mengungkapkan ekonomi akan tumbuh 3,8% di tahun fiskal ini. Hal itu menunjukan, jauh lebih cepat dari pertumbuhan 2,6% yang diproyeksikan.