"Kemudian kita sebenarnya juga melihat saat ini kan pemerintah meskipun ancang-ancangnya sudah ingin mengubah status pandemi menjadi endemi, tetapi beberapa hal masih menjadi tantangan terutama misalnya dari penyediaan vaksinasi, kemudian juga masalah tracking dan isolasi, terus juga fasilitas rumah sakit," tutur Rendy.
Atas dasar itu, dia menilai kebutuhan terhadap layanan tes PCR dan antigen tidak akan lenyap begitu saja walaupun prospeknya akan menurun.
Baca Juga:
Kemenkes Katakan Kasus Kematian Akibat Virus Corona di Indonesia Kembali Meningkat
Rendy menilai konsumen tes PCR dan antigen bukan hanya berasal dari orang-orang yang ingin berpergian sebagai pemenuhan syarat perjalanan. Adac juga masyarakat yang memiliki kesadaran untuk menggunakan layanan tersebut, entah ketika merasa tidak enak badan atau memastikan tidak membawa virus ketika menemui orang-orang yang rentan.
"Apalagi ini kan kita meskipun sedang melandai (penularan Covid-19) tapi melandai, itu kan bukan berarti turun, artinya masih bertambah tetapi tingkat penambahannya itu relatif sudah lebih kecil dibandingkan misalnya puncak misalnya di pertengahan Februari kemarin. Artinya kasusnya itu masih bertambah. Jadi menurut saya atas dasar itu pula bahwa orang akan kemudian dengan sukarela akan menggunakan jasa PCR atau antigen," tambahnya. [JP]