WahanaNews.co.id | CEO Moderna Stéphane Bancel menilai Covid-19 kini relatif lebih 'jinak'. Bahkan, ada kemungkinan besar bakal berakhir seperti flu, tetap menyebar di masyarakat tetapi tak memicu gejala parah.
"Saya pikir itu adalah skenario atau prediksi yang masuk akal," katanya seperti dilansir detikcom.
Baca Juga:
Kanada Izinkan Vaksin Covid-19 untuk Anak Usia 6 Bulan hingga 5 Tahun
"Cara saya memikirkannya, ada kemungkinan 80 persen ketika Omicron berevolusi atau virus SARS-CoV-2 berevolusi, kita akan melihat semakin sedikit virus yang mematikan."
Meski begitu, 20 persen sisanya adalah risiko virus Corona berubah menjadi lebih ganas. Artinya, belum ada kepastian dari prediksi tersebut.
Dikutip dari Forbes, Bancel mengatakan kemungkinan masyarakat bakal kembali membutuhkan tambahan vaksin Covid-19 booster di musim gugur mendatang. Hal ini dikarenakan booster pertama dinilai tak bakal memperkuat proteksi tubuh seseorang begitu lama.
Baca Juga:
RSUD CAM Kota Bekasi Sediakan Layanan Vaksinasi Jenis Moderna
Perkiraannya, antibodi pasca vaksinasi booster hanya bakal bertahan selama empat bulan. Hal yang dikhawatirkan adalah kelompok rentan seperti lansia dan riwayat komorbid lainnya, mereka dinilai perlu mendapat prioritas vaksinasi booster.
Sementara Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus, Senin lalu mewanti-wanti pelonggaran pembatasan Covid-19 di tengah anggapan Omicron memicu gejala lebih ringan.
"Di beberapa negara, cakupan vaksin yang tinggi, dikombinasikan dengan tingkat keparahan Omicron yang lebih rendah, mendorong narasi palsu bahwa pandemi telah berakhir," kata Tedros.
"Pada saat yang sama, cakupan vaksin yang rendah dan tingkat pengujian yang rendah di negara lain menciptakan kondisi ideal untuk munculnya varian baru," imbau Tedros, untuk tetap mewaspadai kemunculan varian baru. [JP]