WahanaNews.co.id | Baru-baru ini ilmuwan China melaporkan temuan virus NeoCoV yang diklaim memiliki tingkat kematian dan penularan yang tinggi.
Virus ini disebut dapat membunuh 1 dari 3 orang yang terinfeksi. Meskipun demikian, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan bahwa virus NeoCoV ini masih perlu diteliti lebih lanjut.
Baca Juga:
Forum Xiangshan 2025: China Tunjukkan Taring Baru di Kancah Keamanan Global
"Apakah virus yang terdeteksi dalam penelitian ini akan menimbulkan risiko bagi manusia akan memerlukan penelitian lebih lanjut," kata WHO kepada Rusia Tass.
Virus ini bukanlah varian baru dari Covid-19 atau SARS-CoV-2, melainkan jenis baru virus Corona yang ditularkan melalui hewan. Nama lain dari NeoCoV adalah Neoromicia Capensis.
"Hewan, khususnya satwa liar merupakan sumber lebih dari 75 persen dari semua penyakit menular yang muncul pada manusia, banyak di antaranya disebabkan oleh virus baru. Virus corona sering ditemukan pada hewan, termasuk pada kelelawar yang telah diidentifikasi sebagai reservoir alami virus. banyak dari virus ini," ucap WHO.
Baca Juga:
Beijing Pamer Kekuatan, Fujian Jadi Simbol Kebangkitan Armada Laut China
Lantas, Apa Itu NeoCoV?
Melansir detikcom, virus NeoCoV merupakan kerabat genetik terdekat dari MERS-CoV atau jenis virus Corona lainnya yang menyebabkan infeksi saluran pernapasan di Timur Tengah.
Sebagaimana diketahui, MERS-CoV pertama kali diidentifikasi di Arab Saudi pada tahun 2012 lalu. Berdasarkan data WHO, sekitar 35 persen pasien yang terinfeksi MERS-CoV meninggal dunia.