WahanaNews.co.id | Baru-baru ini ilmuwan China melaporkan temuan virus NeoCoV yang diklaim memiliki tingkat kematian dan penularan yang tinggi.
Virus ini disebut dapat membunuh 1 dari 3 orang yang terinfeksi. Meskipun demikian, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan bahwa virus NeoCoV ini masih perlu diteliti lebih lanjut.
Baca Juga:
Hubungan Politik dan Ekonomi Indonesia-China
"Apakah virus yang terdeteksi dalam penelitian ini akan menimbulkan risiko bagi manusia akan memerlukan penelitian lebih lanjut," kata WHO kepada Rusia Tass.
Virus ini bukanlah varian baru dari Covid-19 atau SARS-CoV-2, melainkan jenis baru virus Corona yang ditularkan melalui hewan. Nama lain dari NeoCoV adalah Neoromicia Capensis.
"Hewan, khususnya satwa liar merupakan sumber lebih dari 75 persen dari semua penyakit menular yang muncul pada manusia, banyak di antaranya disebabkan oleh virus baru. Virus corona sering ditemukan pada hewan, termasuk pada kelelawar yang telah diidentifikasi sebagai reservoir alami virus. banyak dari virus ini," ucap WHO.
Baca Juga:
CIA Datangi Prabowo di AS, Ada Apa di Balik Pertemuan Misterius dengan Presiden Indonesia?
Lantas, Apa Itu NeoCoV?
Melansir detikcom, virus NeoCoV merupakan kerabat genetik terdekat dari MERS-CoV atau jenis virus Corona lainnya yang menyebabkan infeksi saluran pernapasan di Timur Tengah.
Sebagaimana diketahui, MERS-CoV pertama kali diidentifikasi di Arab Saudi pada tahun 2012 lalu. Berdasarkan data WHO, sekitar 35 persen pasien yang terinfeksi MERS-CoV meninggal dunia.