WahanaNews.co.id | Penyebaran varian yang begitu cepat, strategi vaksin yang berbeda, dan berbagai tingkat kekebalan di seluruh dunia, membuat masa depan pandemi sulit diprediksi. Kini, muncul Omicron. Tanda pandemi Covid-19 segera berakhir?
Melansir detikcom, para ilmuwan mengatakan semua negara menghadapi masalah besar yang sama. WHO dan badan lainnya memperkirakan bahwa sejumlah besar infeksi Omicron kemungkinan menandakan akhir dari pandemi, karena lonjakan kekebalan jangka pendek yang akan mengikuti.
Baca Juga:
Korupsi APD Covid Negara Rugi Rp24 Miliar, Eks Kadinkes Sumut Divonis 10 Tahun Bui
"Ia (virus) bergerak sangat cepat sehingga hanya memberikan sedikit waktu untuk mempersiapkan respons apa pun. Jadi, keputusan harus dibuat di bawah ketidakpastian yang besar," kata Graham Medley, pemodel penyakit menular di London School of Hygiene & Tropical Medicine, yang kerap memberi saran dan pertimbangan kepada Pemerintah Inggris.
Jadi, apakah Omicron menjadi penanda pandemi berakhir? Sayangnya tidak. Seperti dikutip dari Nature, para peneliti sepakat kemunculan Omicron tidak mengakhiri pandemi Covid-19.
"Ini bukan varian terakhir. Jadi varian berikutnya akan memiliki karakteristiknya sendiri," kata Medley.
Baca Juga:
Kasus Korupsi APD Covid-19: Mantan Kadinkes Sumut Dituntut 20 Tahun Penjara
Mengingat virus tidak mungkin hilang sepenuhnya, Covid-19 pasti akan menjadi penyakit endemik, kata para ilmuwan. Namun itu pun bergantung pada perilaku masyarakat.
"Saya pikir itu adalah harapan bahwa perilaku umum entah bagaimana menuju situasi di mana kita memiliki begitu banyak kekebalan dalam populasi sehingga kita tidak akan lagi melihat epidemi yang sangat mematikan," kata Sebastian Funk, ahli epidemiologi di London School of Hygiene & Tropical Medicine.
Ditambahkan olehnya, transisi ke endemisitas, atau "hidup berdampingan dengan virus" tanpa batasan dan perlindungan, sulit untuk dimodelkan dengan akurasi apa pun.