WahanaNews.co.id | Pada tahun 2019, konsumen Indonesia menghabiskan lebih dari Rp 9 triliun ketika berlangsung event
Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) total tersebut adalah enam persen dari total pendapatan e-commerce yang dihasilkan dalam satu tahun saja, hanya dalam satu hari.
Baca Juga:
Manfaatkan Harbolnas, Mendag Ajak Konsumen Belanja Produk UMKM
"Konsumen di Indonesia telah lebih melek, paham, dan lebih banyak menggunakan aplikasi selular pada saat pandemi dibandingkan sebelumnya," ujar Justin Lie, Pendiri dan CEO Shield, perusahaan intelijen risiko seluler, melansir detikcom, Selasa (7/12/2021).
"Tingkat penetrasi internet selular yang tinggi, meningkatnya jumlah opsi pembayaran digital, dan kemajuan pada infrastruktur teknologi telah menjadikan Indonesia salah satu pasar aplikasi selular dengan pertumbuhan tercepat di dunia," tambahnya.
Sayangnya, perayaan Harbolnas bukan hanya menjadi kesempatan untuk konsumen Indonesia dalam mendapatkan penawaran terbaik; tetapi juga menjadi peluang bagi penipu yang menargetkan toko-toko ritel online.
Baca Juga:
Kemendag Targetkan Transaksi Rp25 Triliun di Harbolnas 2023
Ketika aplikasi selular e-commerce semakin menjadi pilihan utama bagi konsumen Indonesia dalam berbelanja, maka keamanannya harus menjadi prioritas utama bagi toko-toko online tersebut. Berikut adalah tiga serangan penipuan paling umum yang harus diwaspadai oleh para penyedia aplikasi e-commerce:
1. Scalping
Ini mengacu pada proses menggunakan bot untuk membeli produk yang sedang popular atau diskon secepat mungkin dan kemudian menjualnya kembali dengan harga yang telah dinaikkan dari harga semula.