2. Penipuan Promosi
Kode promo dan voucher adalah sesuatu yang sangat umum diberikan selama Harbolnas berlangsung. Penggunaan kode promo dan voucher adalah cara yang bagus untuk menarik pelanggan baru dan membuat pelanggan lama tetap kembali. Tapi ternyata kode promo dan voucher juga menarik penipu untuk membuat akun palsu dan menggunakan kode promo yang sama berulang kali.
Baca Juga:
Manfaatkan Harbolnas, Mendag Ajak Konsumen Belanja Produk UMKM
3. Pengambilalihan Akun
Perusahaan e-commerce tentu sudah tidak asing dengan serangan pengambilalihan akun atau Account Takeovers. Adanya Harbolnas atau tidak, penipuan dengan pengambilalihan akun selalu merajalela di platform online mana pun. Para penipu berbaur menjadi satu dengan pembeli yang sah dan meluncurkan serangan-serangan pengambilalihan akun aplikasi e-commerce selama waktu traffic yang sedang ramai-ramainya.
Meskipun bisnis e-commerce cenderung berfokus pada serangan terkait pembayaran, toko-toko online harus menyadari cara lain yang dapat dilakukan oleh penipu untuk menyerang sistem mereka.
Dengan banyaknya jumlah pembelanjaan yang terjadi menggunakan smartphone, toko-toko online harus memberi perhatian khusus pada aktivitas-aktivitas berbahaya yang dapat terjadi di aplikasi-aplikasi selular mereka.
Baca Juga:
Kemendag Targetkan Transaksi Rp25 Triliun di Harbolnas 2023
Aplikasi-aplikasi selular memerlukan berbagai jenis solusi dan strategi pencegahan penipuan. Pendekatan mobile-first untuk mencegah penipuan dan penyalahgunaan data sangat diperlukan agar dapat mengetahui potensi ancaman-ancaman yang akan terjadi, serta dapat melindungi pengguna. (JP)